KETIK, SURABAYA – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat tren positif sepanjang Januari–Oktober 2025. Nilai ekspor tercatat mencapai USD 25,34 miliar, naik 16,64 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024.
Kepala BPS Jawa Timur, Zulkipli, menyebut kenaikan ekspor ini terutama ditopang oleh komoditas perhiasan dan permata, yang menjadi kontributor utama ekspor non-migas.
"Permintaan dari Swiss, Tiongkok, hingga Amerika Serikat meningkat, dan ini sangat berpengaruh pada pertumbuhan ekspor secara keseluruhan," katanya pada Selasa, 2 Desember 2025.
Selain perhiasan dan permata, komoditas non-migas lain yang mendukung ekspor Jawa Timur antara lain lemak dan minyak hewan/nabati, kendaraan beserta bagiannya, serta bahan kimia organik.
Sementara itu, impor tercatat turun 3,56 persen, terutama pada kelompok barang konsumsi dan barang modal.
Kepala BPS Jawa Timur, Zulkipli, menegaskan bahwa penurunan impor bukan semata-mata indikasi perlambatan, melainkan juga menunjukkan upaya industri memaksimalkan pasokan dari sumber lokal.
"Impor kami turun, khususnya barang konsumsi dan sebagian barang modal. Ini perlu dilihat dari dua sisi, tidak hanya sebagai penurunan aktivitas, tetapi juga potensi subtitusi oleh produk lokal," jelasnya.
Kondisi ini, kata Zulkipli, menjadi sinyal positif bagi daya saing perdagangan dan industri Jawa Timur di tengah dinamika global.
"Kami masih mencatat surplus perdagangan lebih dari satu miliar dolar. Ini menunjukkan daya tahan ekonomi Jawa Timur cukup baik, meski situasi global belum sepenuhnya stabil," tuturnya. (*)
