KETIK, ACEH SINGKIL – Efek banjir yang disebabkan tingginya intensitas hujan melumpuhkan 17 desa se-Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil. Diperkirakan 140 kepala keluarga (KK) mengungsi ke masjid Agung Nurul Makmur Pulo Sarok, 28 November 2025.
Hujan yang mengguyur siang dan malam pada sepekan terakhir menyebabkan rumah-rumah masyarakat tergenang air bah. Seisi rumah nyaris direndam banjir yang diperkirakan sepinggang orang dewasa.
"Tidak ada pilihan lain, kami harus menyelamatkan diri dengan mengungsi ke masjid Agung Nurul Makmur Pulo Sarok. Di sana cukup tinggi sehingga lebih memungkinkan sebagai lokasi mengungsi," kata Ayu, warga dusun Bahari, Jumat, 28 November 2025.
Selain bencana banjir, kendala lain yang sangat mengganggu adalah padamnya aliran listrik sehingga suasana sangat mencekam. "Untung masjid Agung Nurul Makmur tersedia genset sebagai sarana penerangan," ujar Ayu.
"Kami merasa sangat khawatir, selain ketiadaan air bersih, pasokan pangan sudah menipis akibat stok pangan, di mana kesannya pemerintah daerah sangat lamban akan kondisi masyarakatnya," ucapnya.
Sementara, Amat, warga sekitar juga menyoroti buruknya sistem drainase di Aceh Singkil, sehingga keluar masuk debit air tidak menentu. "Kami tidak mengerti ke mana pembuangan air, semua parit dan drainase tersembat hingga air meluap ke aspal," jelasnya.
Ia menilai pemkab Aceh Singkil gagal total bahkan tidak pernah menata sistem drainase sejak 10 tahun terakhir. "Apakah mereka (pemerintah, red) tidak pernah belajar dari pengalaman sebelumnya, pasalnya Singkil telah menjadi langganan banjir setiap tahunnya, "ucapan Amat.
Ia juga menyinggung kelangkaan stok air bersih, obat-obatan dan pangan. "Sudah beberapa hari stok air kosong akibat listrik mati karena umumnya mengandalkan air sumur bor disedot dap," ungkapnya. (*)
