KETIK, SURABAYA – Sepekan setelah kebakaran 7 rumah non-permanen di Gang Masjid, Kelurahan Jemurwonosari, Kecamatan Wonocolo Rabu, 17 September 2025 lalu, si Jago Merah kembali melalap habis rumah di Gang Salafiyah, Jemurwonosari, Selasa, 23 September 2025 pukul 06 30 WIB.
Pemicu kebakaran sama yakni kompor gas. Akibatnya pemilik rumah mengalami luka bakar dan mahasiswa Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya sempat tersetrum listrik.
Kalau kebakaran sebelumnya karena warga lupa mematikan kompor gas, kali ini karena pemilik rumah Suwarti mengganti LPG (Liquefied Petroleum Gas) kompor, tanpa mematikan kompor yang lain yang masih menyala. Tak pelak, api langsung menyambar gas LPG.
Korban Suwarti yang menderita luka bakar dan Rukayah (kanan) tetangga korban, yang rumahnya lolos dari amukan api. (Foto: Sumarno/Ketik.com)
"Kompor saya ada 4, yang menyala 1 di sisi selatan. Yang saya ganti LPG di sisi utara. Saya pikir letaknya kompor yang menyala jauh, kok menyambar. Api langsung membesar," ujar perempuan 57 tahun itu saat ditemui Ketik com di lokasi kejadian di belakang kampus UINSA itu
Melihat kobaran api, Suwarti panik dan hanya terdiam. Akibatnya janda asal Trenggalek itu mengalami luka bakar di kedua tangan dan kaki kanannya.
Untung tetangganya segera menarik Suwarti keluar dari kepungan api. "Saat api membesar dengan cepat, saya bingung hanya diam. Untung ada yang menarik saya keluar," ujar Suwarti.
Saka, mahasiswa Tarbiyah UINSA yang sempat tersetrum (kiri). (Foto: Sumarno/Ketik.com)
Rumah non-permanen seluas 5x4 meter persegi itu yang juga difungsikan sebagai warung ludes terbakar. Tak ada barang yang di dalam rumah yang terselamatkan, seperti kulkas, hanphone dan uang. Sepeda motor Honda Vario warna putih miliknya lolos dari amukan api karena diparkir di depan rumahnya.
Kesigapan tetangga yang dikomando Ketua RT setempat Deni Ramadan patut mendapat acungan jempol. Sebelum 4 mobil pemadam kebakaran Kota Surabaya datang, mereka berjibaku memadamkan kobaran api dengan alat seadanya, seperti ember. Alhasil, kobaran api tak sampai merembet ke tetangga, rumah non-permanen milik Rukayah. "Saat kejadian, saya bekerja di kantin UINSA," ujarnya sembari bersyukur.
Penghuni kos di rumah nomor 66 E yang berdampingan dengan rumah korban, sempat panik ketika mendengar ada perempuan berteriak minta tolong. "Saya kita tadi ada maling makanya saya berusaha mencari petungan besi," ujar Ilham, mahasiswa Fakultas Syariah UINSA itu.
Fawas, mahasiswa Fakultas Tarbiyah UINSA penghuni kos itu juga mengira ada maling. "Setelah tahu ada kebakaran, akhirnya ember saya keluarin semua untuk membantu memadamkan," ujarnya.
Kepanikan para mahasiswa bertambah karena sejumlah sepeda motor diparkir di samping dan depan rumah yang terbakar. Mereka pun berupaya menyelamatkan motornya masing-masing.
Mahasiswa UINSA Ilham (kiri), Fawas (2 dari kiri) dan teman-temannya membantu memadamkan kobaran api. (Foto: Sumarno/Ketik.com)
Apesnya saat menyelamat sepeda motor, Saka mahasiswa Fakulras Tarbiyah itu terpental karena tersetrum kabel listrik yang terputus dari rumah tersebut. "Untung ada bapak-bapak yang menarik kabelnya sehingga dia selamat," ujar Ilham mahasiswa asal Palembang yang suka bersepeda motor bila pulang kampuang itu.
Saka korban tersetrum listrik sempat ditawari oleh petugas untuk diperiksa kesehatannya, namun mahasiswa semester 3 itu menolaknya. "Tidak usah, tidak apa-apa," ujar Saka sambil melambaikan tangan di lantai 2 kos-kosannya.
Sementara petugas Kesra dari Kelurahan Jemurwonosari, Kutik sempat menawarkan ke korban untuk pindah ke rumah susun. Namun, korban Suwarti tak mau karena pendapatan keseharian dari membuka warung di rumah tersebut.
"Ini sulit untuk mendapat bantuan renovasi rumah karena tanahnya sewa. Sama seperti kebakaran sebelumnya juga tanahnya sewa, akhirnya kita galangnya bantuan lewat donasi," ujar perempuan berhijab asal Jabon, Sidoarjo itu. (*)