KETIK, MALANG – Memasuki bulan Juli hingga Agustus 2025, Kota Malang bersiap menyambut ribuan mahasiswa baru. Kedatangan mereka diprediksi akan meningkatkan volume kendaraan secara signifikan, berujung pada kemacetan yang tak terhindarkan di sejumlah titik vital. Bagi kamu mahasiswa baru, memahami titik kemacetan ini adalah sebuah keharusan.
Malang, atau sering disebut Kota Pendidikan, menjadi rumah bagi banyak universitas dan perguruan tinggi ternama. Sebut saja Universitas Brawijaya (UB), Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Malang), Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Islam Malang (Unisma), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Universitas Merdeka (Unmer), Institut Teknologi Nasional (ITN), Universitas Kanjuruhan, Universitas Gajayana, Politeknik Negeri Malang (Polinema), Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Malang (Polkesma), dan Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri).
Pada tahun 2025, empat Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Kota Malang saja menawarkan total 13.938 kursi bagi calon mahasiswa baru melalui jalur Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT). Universitas Brawijaya (UB) mendominasi dengan kuota penerimaan SNBT terbanyak, mencapai 5.715 kursi. Disusul Universitas Negeri Malang (UM) dengan 4.464 kursi, UIN Malang 1.924 kursi, dan Polinema 1.835 kursi.
Lonjakan jumlah mahasiswa baru ini, ditambah dengan aktivitas wisata menuju Kota Batu dan Kabupaten Malang, baik oleh kendaraan pribadi maupun bus pariwisata, dipastikan akan memperparah kondisi lalu lintas.
Berikut adalah titik-titik kemacetan di Kota Malang yang perlu kamu perhatikan:
1. Jalan MT Haryono (Dinoyo)
Jalan ini menjadi langganan penumpukan kendaraan, terutama di simpang tiga Jalan MT. Haryono–Jalan Gajayana. Kemacetan sering terjadi saat jam sibuk, terutama bagi kendaraan dari arah Selatan menuju Barat (arah Kota Batu) dan sebaliknya. Antrean kendaraan dari Jalan Gajayana bahkan bisa mengular hingga area kampus UIN Malang.
2. Jalan Basuki Rahmat (Kayutangan)
Kemacetan di ruas jalan ini disebabkan oleh pertemuan rute satu arah Jalan Basuki Rahmat–Jalan Semeru. Kepadatan lalu lintas akan terasa jauh lebih parah saat akhir pekan atau libur panjang, terutama ketika kawasan Kayutangan Heritage dibanjiri pengunjung atau wisatawan.
3. Jalan S. Supriadi (Sukun)
Ruas jalan ini kerap macet karena menjadi akses utama dari arah Kabupaten Blitar dan sebagian Kabupaten Malang menuju Kota Malang. Selain volume kendaraan yang tinggi, lebar jalan yang tidak terlalu luas dan aktivitas perdagangan di sekitar Pasar Sukun turut menyumbang pada kepadatan arus lalu lintas.
4. Jalan Ranu Grati (Sawojajar)
Jalan ini sudah tidak asing lagi dengan kemacetan. Sebagai akses utama dari Kabupaten Malang bagian Timur menuju pusat Kota Malang, Jalan Ranu Grati sering mengalami kepadatan meskipun ada jalur alternatif. Titik kemacetan terparah biasanya terjadi di simpang empat Jalan Ranu Grati–Jalan Danau Toba dan simpang tiga Jalan Ranu Grati–Jalan Mayjen M. Wiyono.
5. Jalan Ahmad Yani (Blimbing)
Jalan ini merupakan akses utama dari arah Kabupaten Malang bagian Utara dan Surabaya menuju Kota Malang. Saat momen liburan dan akhir pekan, ekor kemacetan bisa memanjang dari Fly Over Arjosari hingga simpang Jalan Borobudur (Masjid Sabilillah). Tingginya mobilitas kendaraan dari Exit Tol Singosari memiliki dampak signifikan terhadap kepadatan lalu lintas yang menuju Kota Malang. (*)