KETIK, BONDOWOSO – Kabupaten Bondowoso menegaskan diri sebagai destinasi investasi berkelanjutan dengan dibukanya Bondowoso Investment Gathering 2025.
Forum ini mempertemukan pemerintah, pelaku usaha, dan investor untuk mengeksplorasi peluang investasi yang mendukung pembangunan hijau dan berdaya saing tinggi.
Acara dibuka secara resmi oleh Bupati Bondowoso Abdul Hamid Wahid, yang didampingi Anggota DPR RI, H. M. Nasim Khan, Sekretaris Daerah Dr. Fathur Rozi, pejabat Pemkab, akademisi Universitas Jember, serta pelaku usaha dari BUMN, BUMD, perusahaan nasional dan daerah, investor, dan UMKM.
Dalam sambutannya, Bupati Abdul Hamid memperkenalkan Investment Project Ready to Offer (IPRO), dokumen yang memetakan peluang investasi berbasis potensi nyata Bondowoso dan selaras dengan arah pembangunan nasional dan daerah. di Ball Room Ijen View. pada Kamis, 18 Desember 2025.
“Bondowoso menawarkan investasi hijau yang berbasis sumber daya lokal, berkelanjutan, dan memberikan nilai tambah jangka panjang. Penawaran ini dibangun di atas tiga pilar hijau: pertanian dan perkebunan berkelanjutan, energi terbarukan, dan pariwisata alam termasuk Ijen Global Geopark,” ujar Bupati Abdul Hamid.
Pertanian dan perkebunan berkelanjutan menjadi tulang punggung ekonomi Bondowoso, dengan komoditas unggulan seperti kopi, tembakau, dan tebu.
Sektor ini menyumbang lebih dari 28 persen PDRB dan menyerap lebih dari 42 persen tenaga kerja. Pemerintah mendorong hilirisasi, pertanian organik, agribisnis, dan agroindustri berkelanjutan sebagai peluang investasi strategis.
Sektor energi terbarukan ditopang keberadaan PLTP Ijen, aset vital dalam mendukung transisi energi bersih. Investasi diarahkan pada proyek hijau jangka panjang dengan pendekatan integrasi, skalabilitas tinggi, dan optimalisasi jaringan transmisi.
Pariwisata alam dan Ijen Global Geopark menjadi keunggulan kompetitif Bondowoso di panggung internasional. Investor berpeluang mengembangkan ekowisata, eco-lodge ramah lingkungan, wisata edukasi, serta desa wisata berbasis ekonomi lokal.
Untuk mendukung tiga pilar ini, Pemkab Bondowoso mendorong penguatan konektivitas dan infrastruktur, termasuk rencana reaktivasi jalur kereta api Panarukan–Bondowoso–Jember–Surabaya serta pelebaran Jalan Arak-Arak, guna memperlancar logistik, mempermudah akses investor, dan mendukung hilirisasi sektor pertanian dan industri.
Tren investasi di Bondowoso juga menunjukkan pertumbuhan positif. Pada 2024, nilai investasi melalui sistem OSS tercatat mencapai sekitar Rp 1,278 triliun, menandakan meningkatnya kepercayaan investor terhadap iklim usaha di daerah.
Bupati Abdul Hamid menegaskan bahwa melalui sinergi antara pengembangan infrastruktur dan tiga pilar hijau, Bondowoso menawarkan peluang investasi yang kompetitif, hijau, dan berkelanjutan, dengan kepastian dan kemudahan berusaha bagi investor.(*)
