Beragam Tanggapan Suporter Tentang Larangan Merekam Video Pemain di Lapangan

12 September 2025 16:50 12 Sep 2025 16:50

Thumbnail Beragam Tanggapan Suporter Tentang Larangan Merekam Video Pemain di Lapangan
Ilustrasi - Stadion GBT, Surabaya saat pertandingan FIFA Matchday Indonesia vs Taiwan. (Foto: Fitra/Ketik)

KETIK, SURABAYA – Kompetisi sepak bola Indonesia kembali menuai sorotan. Penyebabnya adalah beredarnya foto-foto di media sosial mengenai larangan bagi influencer, reporter, hingga media klub untuk merekam aksi pemain di lapangan selama pertandingan berlangsung.

Aturan tersebut diketahui pada saat LOC's Workshop Pegadaian Championship 2025/2026 yang diselenggarakan ILeague.

Adanya aturan baru ini ternyata membuat gejolak di kalangan suporter. Mereka memberikan tanggapan beragam mengenai peraturan mengenai larangan merekam pemain dari tribun.

Doni Riski Kusuma Putra, salah satu suporter ini mengaku dengan adanya peraturan tersebut memang bagus. Kendati demikian, ia menginginkan tidak diterapkan secara keseluruhan.

"Kalau sudut pandang saya senagai penikmat sepak bola di tribun. Merekam kejadian dari sana menjadi momen tersendiri, karena pasti ada beberapa momen yang tidak terekam televisi," katanya saat ditanya Ketik, Jumat, 12 September 2025.

Namun, jika rekaman tersebut diambil untuk dikomersilkan. Maka, menurut Doni tindakan tersebut kurang pantas. Sebab tayangan sepak bola Indonesia sudah memiliki hak siar sendiri.

"Kalau konten kreator menurut ku kurang etis, karena ini pertandingan resmi," jelasnya.

Suporter lainnya, Muharram Dwinda Hafif mengungkapkan pendapatnya terakhir larangan merekam video pemain. Menurutnya, apabila ada peraturan seperti ini harusnya disampaikan tidak mendadak.

"Karena suporter butuh banget edukasi. Bukan regulasi yang langsung mengikat. Apabila pemilik hak siar ngotot, bukan tidak mungkin mempengaruhi minat suporter datang ke stadion," jelasnya.

Ia juga menyarankan operator televisi yang menayangkan sepak bola Super League dan Champions bisa menerima masukan, saran dan kritik dari suporter.

"Jangan kaku dan anti kritik. Harus diverma mana kebutuhan broadcast yang komersil dan yang sifatnya konten kreator," terangnya.

Lutfi Dwi Kurniawan, suporter lainnya tidak banyak memberikan komentar. Karena sudah cukup lama tidak menyaksikan pertandingan sepak bola langsung di stadion.

"Apabila ada seperti itu, lebih baik pulang saja. Menonton di televisi saja," tegasnya.

Tanggapan ILeague

Operator Super League, ILeague (dulunya LIB) memberikan tanggapan mengenai merekam video dari tribun yang diunggah melalui laman resminya, pada Kamis, 11 September 2025.

Dari judul utama yang dibuat ILeague, 'tidak ada regulasi khusus yang membatasi penonton umum'. Pihaknya menghargai peran penonton dalam menciptakan atmosfer stadion yang elektrik dan penuh semangat.

Selama aktivitas produksi konten oleh penonton, seperti merekam video atau mengambil foto berfigat non-komersial (sekadar membagikan lemgalaman pribadi di media sosial tanpa tujuan menjual atau monetisasi).

ILeague memandang hal ini tidak terpisahkan bagi para penonton yang ingin memberikan informasi kepada koleganya, jika sedang menyaksikan pertandingan sepak bola.

Namun untuk menetapkan batasan tugas yang jelas bagi rekan-rekan media serta pembuat konten komersial posisi media dalam pertandingan memiliki batasan tugas yang spesifik untuk memastikan alur kerja yang efisien dan menghormati hak siar yang ada. 

Konten kreator, seperti Youtuber dan influencer. ILeague melakukan pembatasan karena perekaman video untuk tujuan komersial menjadi tumpang tindih dengan hak siar resmi. (*)

Tombol Google News

Tags:

ileague super league kompetisi liga 1 Liga 1