Bekali Keterampilan, Mahasiswa Kedokteran Hewan Unair Jalani Program BBK

16 September 2025 19:52 16 Sep 2025 19:52

Thumbnail Bekali Keterampilan, Mahasiswa Kedokteran Hewan Unair Jalani Program BBK
Sejumlah mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Unair mendapatkan pembekalan sebelum turun ke masyarakat, Selasa, 16 September 2025. (Foto: Humas Unair)

KETIK, SURABAYA – Sejumlah mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair) mengikuti program Belajar Bersama Komunitas (BBK). Kegiatan ini bertujuan untuk menambah pengalaman mahasiswa sebelum mereka terjun langsung memeriksa hewan di masyarakat.

Dalam program ini, para mahasiswa akan diterjunkan ke berbagai daerah, termasuk Lumajang, Kediri, Nganjuk, Madiun, Magetan, Gresik, Lamongan, Tuban, dan Mojokerto.

Sebelum berangkat, para mahasiswa mendapatkan pembekalan teori dan praktik dari dua akademisi senior, yakni drh. Lina Susanti, M.Sc., Ph.D. dan Prof. Dr. drh. Herry Agoes Hermadi, M.Si.

drh Lina Susanti, menjelaskan pentingnya mengasah kemampuan berpikir kritis dan kerja tim.

“Ketika di lapangan, tidak semua bisa langsung dipahami. Tapi ketika kalian lulus, itulah yang menjadi langkah awal,” ungkap drh. Lina, Selasa, 16 September 2025.

Ia menjelaskan bahwa kemampuan berpikir kritis dan teamwork merupakan salah satu aspek yang penting untuk diasah. Dengan adanya BBK, menjadi momen yang tepat bagi mahasiswa untuk menguji kemampuan belajar bersama komunitas. Ia juga berpesan agar mahasiswa mampu menjembatani apabila ada perselisihan pendapat atau permasalahan lain.

“Komunikasi juga sangat penting harus pintar dijaga. Khususnya karena nanti konteksnya kalian nanti bertamu di rumah orang. Jangan sampai kalian menyinggung dan sebagainya,” tegasnya.

Dr. Nusdiantoro menekankan pentingnya penguasaan teknologi. Ia menjelaskan bahwa beberapa daerah yang menjadi tempat penerjunan BBK masih belum merata pemanfaatan teknologi. Dalam kondisi tersebut, mahasiswa harapannya tetap mampu beradaptasi. Sebab, kesederhanaan justru dapat melatih ketangguhan dan kemandirian mereka

“Modifikasi banyak sekali yang dapat kita lakukan di bidang ilmu kita. Jadi, ketika kalian melihat sesuatu yang berbeda di lapangan kemudian yang diajarkan dengan dosen, dapat beda karena variasi kasusnya,” tuturnya.

Sementara itu, Prof. Herry memberikan materi mengenai penyiapan praktik, khususnya terkait inseminasi buatan pada sapi. Ia menjelaskan penggunaan alat serta pentingnya keterampilan teknis yang wajib dimiliki seorang dokter hewan.

“Dokter juga harus bisa melakukan tindakan langsung dan memastikan hewan ditangani dengan benar agar tidak menimbulkan risiko. Yakinkan diri kalian bahwa mampu melakukan dan kamu catat pada diri sendiri bahwa kamu bisa,” ujarnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Kedokteran Hewan Unair Universitas Airlangga Surabaya Kedokteran Hewan Unair