KETIK, ACEH BARAT DAYA – Bagi sebagian warga, suara raungan knalpot dan dentuman ban dump truk yang melaju sekencang angin di jalan nasional di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) mungkin terdengar mengganggu. Namun bagi masyarakat Abdya, fenomena itu justru sudah menjadi "hiburan gratis" meskipun dengan jantung berdebar.
Setiap hari, truk raksasa hauling atau pengangkut bijih besi dari perusahaan tambang melintas seperti sedang mengikuti lomba balap resmi. Di tikungan, para sopir memacu kendaraan seolah lintasan itu adalah sirkuit profesional, bukan jalan umum yang dilalui warga, pelajar, hingga pengendara sepeda motor yang hanya ingin pulang ke rumah dengan selamat.
Yang lebih mengejutkan, tak ada keluhan berarti dari warga, hanya saja masyarakat memilih berdiam diri. Warga hanya bisa menyaksikan, kadang geram, kadang menahan napas, melihat aksi ugal-ugalan yang dipertunjukkan sopir “berpengalaman” dalam kebut-kebutan di jalan umum.
“Sudah biasa. Jalan nasional di Abdya seakan jadi sirkuit balap dump truk pengangkut bijih besi. Mau mengadu tapi nggak tau harus ke siapa,” kata Azmi, salah satu warga, Senin, 15 Desember 2025.
Tawa Warga Menyimpan Kekhawatiran
Mereka tahu, hiburan ini sewaktu-waktu bisa berubah menjadi tragedi. Satu rem blong, satu kesalahan perhitungan tikungan, atau satu pengendara yang tak sempat menghindar, cukup untuk mengubah jalan raya menjadi lokasi kecelakaan mematikan.
“Tidak ada keluhan warga,” begitu sebagian orang menggambarkannya. Padahal diamnya masyarakat bukan berarti setuju, mereka hanya bingung, lelah, dan tak tahu harus bicara ke mana.
Sementara itu, truk-truk raksasa itu terus melaju, mengejar target trayek dan waktu, seolah tak peduli bahwa setiap detik yang mereka pacu, ada warga yang diam-diam berdoa agar jalan pulang hari itu tetap aman.
Tragedi Truk Hauling Tabrak Dua Mobil
Belum lama ini, pada Jumat, 28 November 2025 lalu satu unit dump truk pengangkut bijih besi dari salah satu perusahaan tambang di Babahrot terlibat insiden. Setidaknya, dua unit mobil pribadi ringsek akibat laga kambing.
Selain kendaraan yang jadi korban, bijih besi yang diangkut dump truk juga tumpah di jalan. Namun terakhir, material berwarna hitam itu telah disemprot oleh pihak perusahaan ke samping jalan aspal.
Meski kecelakaan beruntun itu tak dapat terelakkan, namun tak ada korban. Hanya saja dump truk rusak, mobil jenis double kabin ringsek bagian depan serta mobil pribadi warna hitam rusak sebelah kanan.
Di Abdya, suara mesin bukan sekadar tanda aktivitas tambang. Bagi warga, itu juga pengingat bahwa keselamatan kadang kalah oleh kebiasaan dan "hiburan" kadang hadir dengan risiko yang tak terlihat. (*)
