KETIK, SURABAYA – Hari Museum Nasional diperingati setiap 12 Oktober di Indonesia. Penetapan tanggal ini berkaitan dengan Musyawarah Museum se-Indonesia (MMI) yang pertama kali diselenggarakan pada 12–14 Oktober 1962 di Yogyakarta.
Meskipun sejarah musyawarah itu dari 1962, penetapan Hari Museum Nasional secara resmi baru dilakukan pada tahun 2015 melalui Musyawarah Museum di Malang, yang menjadikan 12 Oktober sebagai tanggal peringatan.
Salah satu museum yang ada di Surabaya adalah Museum Siola yang berada di dalam Gedung bekas SIOLA yang terletak di Jalan Tunjungan No. 1-3, Kota Surabaya.
Gedung SIOLA dulunya bernama Whiteaway Laidlaw, fungsi awalnya adalah toko serba ada atau pusat perdagangan. Museum Surabaya secara resmi diresmikan oleh Wali Kota Surabaya pada tanggal 3 Mei 2015.
Koleksi yang dipamerkan di museum ini berkaitan dengan sejarah sosial budaya Kota Surabaya: arsip pemerintahan lama, furnitur kuno, trofi, foto-foto, dan artefak lokal lainnya.
Museum ini dibagi ke dalam zona-zona tema seperti zona seniman, zona transportasi, zona kesehatan, dan zona Wali Kota Surabaya.
Menjelang Hari Museum Nasional yang diperingati setiap 12 Oktober, Museum Surabaya atau Museum Siola ramai dikunjungi warga.
Pengunjung Museum Surabaya Siola, Claudia Ayu putri Pamungkas (Kiri) Adreian Alexander Ardayuputra (Kanan) (Foto: Michelle Gabriela/Ketik)
Pasangan asal Sidoarjo, Rian dan Claudia, mengaku baru pertama kali datang ke museum yang berlokasi di Jalan Tunjungan tersebut.
“Baru ini pertama kali ke sini,” ujar Rian saat ditemui di area museum.
Ia mengaku terkesan dengan penataan ruang yang rapi.
“Bagus, terus kalau tata letaknya ditata sedemikian rupa walau tempatnya enggak terlalu besar,” tambahnya. Claudia pun sependapat. “Jadi tahu hal-hal yang enggak tahu sebelumnya, dari sini,” ucapnya.
Keduanya datang ke Museum Surabaya karena rasa penasaran setelah sebelumnya berkunjung ke Museum 10 November.
“Kebetulan jalan di Tunjungan, sekalian mampir sini,” ujar Rian.
Mereka menyebut kunjungan ini sebagai cara untuk mengisi waktu luang sambil mengenal sejarah Kota Surabaya.
Dari berbagai koleksi yang dipamerkan, Claudia mengaku paling tertarik pada bagian replika pedagang makanan tradisional.
“Bagian makanan-makanan itu lucu, kayak ada orang jualan,” tuturnya.
Sementara itu, Rian lebih suka area yang menampilkan koleksi uang. “Yang bagian uang itu keren, banyak jenisnya,” ujarnya.
Rian berharap museum di Surabaya semakin berkembang baik.
“Kalau bisa, buat yang besar kayak di Jakarta, ada tempat untuk sains juga,” katanya.
Harapan tersebut sejalan dengan semangat Hari Museum Nasional yang mendorong masyarakat agar semakin mencintai museum sebagai ruang edukasi dan pelestarian sejarah.(*)