KETIK, SITUBONDO – Wakil Bupati Situbondo, Ulfiyah ketika menghadiri Petik Laut di Pesir Desa Jangkar, Kecamatan Jangkar, Kabupaten Situbondo mengatakan bahwa dirinya bangga pernah menjadi anak seorang nelayan, Kamis 20 November 2025.
"Saya tidak pernah malu untuk mengatakan bahwa saya pernah menjadi anak seorang nelayan, justru saya bangga. Karena perjuangan para nelayan dalam mencari nafkah untuk keluarganya di tengah laut bukan hal yang mudah dilakukan oleh setiap orang,” kata Wabup Situbondo pada acara petik laut.
Lebih lanjut, Wabup Ulfi mengatakan, baru kali ini Petik Laut di Pesisir Desa Jangkar menjadi satu dari arah timur dan arah barat. Tradisi Petik Laut ini sudah dilaksanakan secara turun menurun.
“Petik laut atau sedekah laut sudah dilaksanakan secara turun menurun oleh masyarakat pesisir di Wilayah Kabupaten Situbondo. Dengan larung sesaji ke tengah laut, maka masyarakat nelayan berharap kepada Allah SWT hasil tangkapan ikannya melimpah,” kata Wabup Ulfi.
Ritual petik laut setiap tahunnya, lanjut Wabup Situbondo, terus dilaksanakan oleh nelayan dari ujung barat hingga ujung timur Kabupaten Situbondo, termasuk oleh nelayan di Desa Jangkar, Kecamatan Jangkar ini.
“Biasanya petik laut diawali dengan pengajian dan doa bersama yang dipimpin salah satu tokoh nelayan,” tuturnya.
Setelah serangkaian acara di lakukan, kata Wabup Situbondo, ritual menenggelamkan sesaji ke tengah laut menggunakan gitek dan di iringi perahu nelayan yang di hias menjadi pemungkas dari sedekah laut ini.
“Pelarungan sesaji berisi kepala sapi ke tengah laut yang menggunakan gitek (perahu kecil) tersebut menandakan bahwa prosesi petik laut berakhir,” ujarnya.
Acara petik laut ini, imbuh Wabup Ulfi, dilaksakan setiap tahun dan diyakini oleh para nelayan dapat mendatangkan berkah dan keselamatan dari Allah SWT saat mencari nafkah di laut.
“Melarung sesaji ketengah laut diyakini oleh para nelayan akan membawa keselamatan dan keberkahan dari Allah SWT,” pungkas Wabup Situbondo (*)
