KETIK, JEMBER – Ketua Posyandu Jawa Timur, Arumi Bachsin Emil Dardak, menegaskan intervensi gizi yang tepat sasaran serta penguatan kelembagaan Posyandu merupakan dua fokus utama percepatan penurunan stunting di Jawa Timur.
Pernyataan tersebut ia sampaikan saat membuka kegiatan “Penguatan Kelembagaan Posyandu melalui Pemberdayaan Kader dan Pemberian Bahan Makanan Tambahan Balita dalam rangka Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Jawa Timur Tahun 2025” di Aula PB. Soedirman, Pemerintah Kabupaten Jember, pada Senin, 24 November 2025.
Dalam sambutannya, Arumi menjelaskan bahwa penguatan kelembagaan Posyandu merupakan langkah nyata dalam mengimplementasikan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2024 tentang Posyandu. Permendagri ini menegaskan Posyandu sebagai layanan masyarakat berbasis enam bidang Standar Pelayanan Minimal (SPM).
“Posyandu harus menjadi lembaga layanan yang kokoh, bukan sekadar tempat penimbangan balita. Posyandu harus berfungsi sebagai pusat edukasi keluarga dan motor penggerak perubahan perilaku kesehatan,” tegas Arumi.
Ia memaparkan bahwa penguatan kelembagaan mencakup peningkatan tata kelola, standarisasi layanan, serta memastikan semua intervensi baik gizi spesifik maupun sensitif tepat sasaran dan konsisten dijalankan.
Pada kesempatan tersebut, Arumi juga menyampaikan apresiasi kepada para kader Posyandu dan tenaga kesehatan yang selama ini menjadi garda terdepan dalam upaya pencegahan stunting.
“Kader Posyandu merupakan ujung tombak pelayanan. Dengan kapasitas yang semakin baik, mereka dapat memastikan intervensi benar-benar sampai ke rumah tangga dan memberikan hasil yang nyata,” ujar Arumi.
Ia menambahkan bahwa pemberdayaan kader memiliki peran penting agar Posyandu semakin optimal dalam menjalankan fungsi edukasi, deteksi dini, pendampingan keluarga, dan pemantauan tumbuh kembang anak.
Arumi juga menekankan urgensi intervensi gizi yang tepat. Melalui program pemberian Bahan Makanan Tambahan (BMT), balita memperoleh asupan nutrisi tambahan sekaligus meningkatkan kesadaran orang tua terhadap pola makan sehat.
“Intervensi gizi harus benar-benar menjangkau penerima manfaat. BMT merupakan wujud perhatian kita demi memastikan generasi Jawa Timur tumbuh sehat, cerdas, dan berkualitas,” jelasnya.
Ia berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi acara seremonial, tetapi juga mendorong kolaborasi berkelanjutan antara pemerintah daerah, tenaga kesehatan, TP PKK, Posyandu, dan masyarakat.
“Kita ingin memastikan bahwa keberhasilan penurunan stunting bukan sekadar soal menekan angka, tetapi menyangkut masa depan anak-anak kita,” tuturnya.
Di akhir kegiatan, Arumi menyampaikan penghargaan kepada seluruh pihak yang terus berkomitmen menurunkan angka stunting di Jawa Timur.
“Semoga upaya yang kita lakukan hari ini menjadi amal jariyah bagi kemajuan masyarakat dan kesejahteraan anak-anak Indonesia. Mari terus bergerak bersama menuju Jawa Timur bebas stunting,” pungkasnya. (*)
