Pengamat Lingkungan Sesalkan Kementerian LH Tak Peduli Hari Bambu Dunia

20 September 2025 10:37 20 Sep 2025 10:37

Thumbnail Pengamat Lingkungan Sesalkan Kementerian LH Tak Peduli Hari Bambu Dunia
Hashim Djojohadikusumo menerima sejumlah tokoh dan pakar di bidang bambu di Jakarta. (Foto: Istimewa)

KETIK, JAKARTA – Kementerian Lingkungan Hidup dibawah kepemimpinan Menteri Hanif Faisol Nurofiq dinilai tak memiliki eco-conscious yang tinggi. Salah satunya, ironi kementerian tersebut yang minim dalam merespon Hari Bambu Dunia pada 18 September 2025. 

Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah, kepada pers di Jakarta, Sabtu 20 September 2025. Toto menanggapi minimnya respon kementerian lingkungan hidup terhadap Hari Bambu Dunia pada 18 September kemarin. 

“Sejauh yang saya amati, hingga Jumat kemarin, tak ada perhatian dan respon spesial  yang jelas dan tegas dari Pak Menteri Hanif Faisol terhadap Hari Bambu Dunia. Ini benar-benar ironis, karena bambu itu memiliki kaitan sangat erat dengan lingkungan hidup,” ungkap Toto.

Seperti diketahui, World Bamboo Day itu diproklamirkan pada Kongres Bambu Dunia ke 8 di Bangkok Thailand pada 18 Septermber tahun 2009. Tujuannya, sebagai bagian dari gerakan peningkatan kesadaran global terhadap bambu.

Menurut Toto, Bambu itu bukan hanya sekedar tanaman ramah lingkungan yang multi fungsi buat lingkungan hidup, baik sebagai penghasil oksigen maupun sebagai tanaman penyerap air dan pencegah longsor. Tapi juga menjadi tanaman yang memiliki sejarah panjang dengan perjalanan bangsa Indonesia.

“Saya tidak tahu, apakah Pak Menteri Hanif paham atau tidak dengan bambu sebagai tanaman asli Indonesia. Dalam bahasa Inggris saja disebut bamboo. Itu artinya, bahwa bambu itu berasal dari Indonesia,” bebernya.

Yang heran dan ironis, bangsa Indonesia sendiri, termasuk Menteri Lingkungan Hidup seperti tidak peduli. Justru warga dunia seperti China, Jepang, German, India, Thailand, Malaysia, yang sangat peduli dengan bambu. Terbukti, mereka memperingati Hari Bambu Dunia.

Atas dasar itulah, Toto menilai, Menteri Hanif Faisol Nurofik itu tidak memiliki spirit dan kesadaran terhadap lingkungan hidup yang tinggi. Dengan kata lain, kesadaran Menteri Lingkungan Hidup terhadap lingkungan hidup itu rendah.

Padahal, menurut Toto, Menteri Lingkungan Hidup itu harusnya menjadi leading sector paling depan dan paling gencar mengampanyekan kesadaran lingkungan hidup. Termasuk, kesadaran untuk merawat aneka tanaman yang ramah lingkungan dan penyumbang terjaganya lingkungan hidup seperti bambu.

Sementera, dalam pengamatan Toto, ironis lainnya, meski dinilai positif, kampanye untuk meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan hidup itu justru banyak disuarakan Kementerian Agama dengan Ekoteologinya, Mentan Amran Sulaiman dan Menteri Perindustrian dengan spirit eco-consciousnya.

Gerakan dengan semangat yang sama, kata Toto, justru juga lebih banyak disuarakan Hashim Djojohadikusumo sebagai Utusan Presiden di Bidang Iklim dan  Energi. Seperti diketahui, Hashim menggagas ide perlunya menjadikan Indonesia sebagai Pusat Pelatihan dan Pelestarian Bambu Dunia, baik untuk kepentingan ekonomi maupun ekologi.(*)

Tombol Google News

Tags:

Menteri Lingkungan Hidup Menteri LH babu hari bambu sedunia toto izul fatah