KETIK, NAGAN RAYA – Harapan baru muncul bagi ratusan warga Beutong Ateuh Banggalang, Kabupaten Nagan Raya, Aceh, setelah Direktur Jenderal Perumahan Perdesaan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (KemenPKP), Dr. Drs. Imran, menegaskan komitmen pemerintah pusat untuk membangun kembali rumah-rumah yang hancur akibat banjir bandang.
Kunjungan lapangan tersebut berlangsung pada Kamis, 11 Desember 2025, didampingi Bupati Nagan Raya Dr. TR Keumangan dan Wakil Bupati Raja Sayang. Dalam peninjauan langsung ke lokasi terdampak, Dirjen Imran meminta Pemerintah Kabupaten Nagan Raya segera merampungkan pendataan rumah warga yang rusak.
“Tolong disiapkan data tentang jumlah rumah yang mengalami kerusakan, kita akan bangun kembali rumah-rumah yang terdampak banjir bandang tersebut,” ujar Dirjen Imran.
Pernyataan ini menjadi angin segar bagi masyarakat setempat yang selama beberapa hari terakhir hidup dalam ketidakpastian setelah permukiman mereka luluh lantak diterjang banjir bandang. Data sementara menunjukkan sekitar 85 persen rumah warga, fasilitas publik, dan infrastruktur di Beutong Ateuh Banggalang rusak parah, bahkan sebagian hancur total.
Dirjen Imran juga menegaskan bahwa pemerintah pusat tidak hanya akan membangun kembali rumah warga yang rusak, tetapi juga menyiapkan pembangunan kompleks perumahan baru sebagai bagian dari rekonstruksi dan pemulihan menyeluruh kawasan tersebut.
Langkah cepat KemenPKP ini tak lepas dari kerja sigap Pemerintah Kabupaten Nagan Raya dalam menangani dampak bencana sejak hari pertama. Bupati TR Keumangan bersama jajaran terus melakukan pemetaan kerusakan dan memastikan kebutuhan mendesak warga terpenuhi sebelum proses pembangunan dimulai.
Kehadiran pejabat tinggi kementerian di lokasi bencana tersebut menjadi sinyal kuat bahwa tahap rekonstruksi dan rehabilitasi akan segera digerakkan, memberikan harapan besar bagi warga yang kehilangan rumah dan harta benda.
Dengan dukungan penuh pemerintah pusat dan daerah, pemulihan Beutong Ateuh Banggalang kini memasuki babak baru, babak pembangunan kembali kehidupan masyarakat yang sempat terhenti akibat terjangan air bah. (*)
