KETIK, SITUBONDO – Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertangan) terus memaksimalkan pemanfaatan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) untuk mendukung kesejahteraan petani tembakau, Rabu 8 Oktober 2025.
Paska panen tembakau, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Situbondo melaksanakan kegiatan Pelatihan Paska Panen Tembakau yang digelar dari 29 September hingga 9 Oktober 2025 di delapan lokasi berbeda.
Kegiatan yang menggunakan anggaran dari DBHCHT bidang pertanian ini, bertujuan untuk meningkatkan kualitas produksi tembakau sekaligus meningkatkan keterampilan petani pasca panen, terutama dalam proses perajangan dan pengeringan daun tembakau yang baik dan benar.
Dalam pelatihan ini Dispertangan Situbondo bekerja sama dengan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan Malang. Lembaga pelatihan di bawah Kementerian Pertanian menugaskan sejumlah widyaiswara ahli madya sebagai narasumber. Suasana para petani mengikuti pelatihan yang dilaksanakan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Situbondo, Rabu 8 Oktober 2025 (Foto: Adinda Octaviani/ketik)
Mereka, yakni Saeroji, S.P., M.Agr., Dr., Saptini Mukti Rahajeng, S.Si., M.Si., Ir. Tuban, M.Agr., dan Nunung Nurhadi, S.P., M.Agr., yang hadir secara bergantian di tiap lokasi.
Dr. Saptini Mukti Rahajeng, mengungkapkan bahwa pengelolaan pasca panen tembakau menjadi kunci dalam mempertahankan kualitas tembakau di wilayah Kabupaten Situbondo.
"Proses pengeringan dan perajangan yang tepat akan menentukan warna, aroma, dan kadar air daun tembakau. Dengan teknik yang benar, kualitasnya bisa meningkat dan harga jualnya pun lebih tinggi,” terang Dr. Saptini Mukti Rahajeng.
Selain membahas teknik pengolahan pasca panen, peserta juga mendapatkan materi terkait kebijakan pemerintah tentang pupuk bersubsidi dan standar mutu tembakau nasional yang disampaikan oleh Dr. Saptini Mukti Rahajeng. Kegiatan tersebut disertai sesi praktik langsung dan diskusi tindak lanjut bersama penyuluh lapangan setempat.
Keterangan yang disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertangan) Situbondo, Dadang Aries Bintoro, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan bentuk nyata kehadiran Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo untuk mendukung peningkatan kapasitas para petani tembakau di Situbondo.
"Dengan adanya pelatihan ini, kami berharap para petani tembakau Situbondo mampu mengelola hasil panennya dengan teknik yang lebih efisien, higienis, dan bernilai ekonomi tinggi. Para petani tembakau harus benar-benar merasakan manfaat anggaran DBHCHT ini,” kata Dadang Aries Bintoro.
Lebih lanjut, Dadang mengatakan bahwa, pelatihan paska panen tembakau ini juga menjadi bagian dari strategi jangka panjang Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo dalam menyiapkan para petani tembakau yang adaptif terhadap kebutuhan pasar lokal maupun global.
“Kami ingin para petani tembakau lebih profesional dalam pengelola lahan pertaniannya. Para petani tembakau, tidak hanya sebagai penghasil, namun juga sebagai pengelola produk yang paham dengan standar mutu tembakau tersebut,” harap Dadang.
Dilain pihak, Kepala Bidang Penyuluhan Dispertangan, Zaini mengatakan bahwa, kegiatan ini juga selaras dengan visi misi Bupati dan Wakil Bupati Situbondo. “Keberadaan pasar tembakau yang akan di bangun Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo pada tahun 2026 mendatang akan menjadi pusat perdagangan hasil tembakau Situbondo, sekaligus memperluas akses penjualan dan memperpendek rantai distribusi,” kata Zaini.
Selain itu, sambung Zaini, pihaknya juga menyiapkan SDM para petani tembakau agar mampu bersaing, bukan hanya dalam kuantitas tapi juga kualitas. “Dengan dukungan anggaran DBHCHT, Pemkab Situbondo terus berkomitmen mengarahkan dana cukai hasil tembakau untuk program yang berdampak langsung pada ribuan petani tembakau,” jelasnya.
Bukan hanya itu yang disampaikan Zaini, namun dia juga menegaskan, ini bukan hanya sekadar pelatihan sesaat. Akan tetapi investasi jangka panjang untuk kesejahteraan para petani tembakau Situbondo. “Semoga pelatihan ini bisa lebih meningkatkan profesional petani tembakau dalam pengelolaan lahan dan produksi tembakaunya,” pungkas Zaini.
Sementara itu, para petani tembakau yang menjadi peserta pelatihan menyambut bahwa kegiatan ini menghasilkan ilmu baru bagi petani tembakau. “Dalam pelatihan ini, saya bersama teman-teman lainnya banyak mendapat ilmu baru yang bisa langsung diterapkan di lapangan,” jelas Hasan Basri, salah satu petani tembakau asal Kecamatan Sumbermalang.
Hasan Basri menjelaskan, biasanya dalam pengelola lahan tembakau dan produksi tembakau pihaknya hanya mengandalkan cara-cara tradisional. Tapi, setelah mengikuti pelatihan ini, pihaknya tahu bagaimana cara menjaga suhu, kelembapan, dan teknik perajangan tembakau supaya daun tidak rusak dan aromanya tetap bagus.
“Pelatihan ini menambah pengalaman kami para petani tembakau agar lebih profesional dalam pengelola lahan hingga merajang tembakau dengan baik,” kata Hasan Basri.
Untuk diketahui, pelatihan ini dilaksanakan di delapan titik, diantaranya di Kecamatan Suboh, Mlandingan, Sumbermalang, Jatibanteng, Besuki, hingga Banyuglugur, Kabupaten Situbondo. Pesertanya merupakan perwakilan kelompok tani tembakau dari wilayah setempat. (adv)