KETIK, HALMAHERA SELATAN – Hari ketiga turnamen sepak bola Bupati Cup Halmahera Selatan (Halsel) 2025 Zona V Obi, yang dikenal sebagai ajang olahraga terbesar di Bumi Saruma, lima desa memilih absen tanpa pemberitahuan yang jelas.
Keputusan ini tidak hanya mengganggu dinamika pertandingan, tetapi juga menimbulkan pertanyaan mendalam tentang komitmen masyarakat lokal terhadap pembinaan generasi muda melalui olahraga.
Turnamen ini, yang bertujuan menyatukan komunitas melalui semangat kompetitif, kini dihadapkan pada tantangan partisipasi yang rapuh, mengingatkan kita akan pentingnya tanggung jawab kolektif dalam membangun masa depan yang sehat.
Desa-desa yang tidak hadir meliputi Galala, Wayaloar, dan Loleo dari Kecamatan Obi Selatan, serta Sosepe dari Kecamatan Obi Timur dan Jikohai dari Kecamatan Obi Barat.
Ketidakhadiran mereka menciptakan kekosongan dalam jadwal pertandingan, memaksa panitia untuk menyesuaikan susunan tim secara mendadak.
Situasi ini menyoroti kurangnya koordinasi awal, di mana pemberitahuan dini bisa mencegah ketidakpastian yang merugikan seluruh peserta.
Dalam konteks pembangunan desa, absensi semacam ini bukan sekadar masalah logistik, melainkan peluang terbuang untuk memupuk disiplin dan kerjasama antarwarga.
Koordinator Pertandingan Bupati Cup Halsel 2025 zona V Obi, Rustam Hasib, menyatakan kekhawatirannya atas tren ini.
"Selain lima desa yang absen, ada potensi desa-desa lain yang akan mengikuti jejak serupa. Sejak awal, seharusnya ada pemberitahuan resmi kepada panitia agar nama tim desa tersebut tidak dimasukkan dalam jadwal. Ini sangat mengganggu kelancaran pertandingan dan membuang waktu semua pihak," ujar Rustam Sabtu, 11 Oktober 2025
Lebih lanjut, Rustam menyoroti nilai mendalam dari kegiatan olahraga ini sambil mengusulkan langkah tegas untuk mencegah pengulangan.
"Padahal, ajang seperti Bupati Cup adalah inisiatif positif yang wajib diikuti setiap desa. Mengabaikannya berarti kita gagal mendidik anak-anak kita tentang nilai ketekunan dan solidaritas. Oleh karena itu, desa-desa yang tidak ikut serta harus diberi sanksi tegas, seperti tidak lagi diikutsertakan dalam turnamen berikutnya," tambahnya tegas.
Bagi Rustam, kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi penyelenggara dan masyarakat Halmahera Selatan.
Rustam bilang, partisipasi aktif dalam olahraga bukanlah pilihan, melainkan investasi untuk generasi mendatang.
"Dengan komunikasi yang lebih baik, komitmen yang teguh, dan sanksi yang adil, turnamen seperti Bupati Cup dapat terus menjadi pilar pembangunan sosial di Bumi Saruma, memastikan tak ada lagi desa yang tertinggal dalam perjalanan menuju kemajuan bersama," pungkas Rustam.