KETIK, SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menerima kunjungan resmi Menteri Besar Negeri Sembilan, Malaysia, YAB Dato’ Seri Utama H. Aminuddin bin Harun beserta delegasi di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis malam, 18 Desember 2025.
Pertemuan tersebut menjadi momentum penguatan hubungan kerja sama antara Jawa Timur dan Negeri Sembilan di berbagai sektor strategis.
Menteri Besar Negeri Sembilan hadir didampingi Datin Seri Wan Hasni binti Wan Yusof, Setiausaha Kerajaan Negeri Sembilan Dato’ Mohd Zafir bin Ibrahim, Penasihat Undang-Undang Negeri Dato’ Muzalmah binti Mustapha Kamal, serta sejumlah pejabat tinggi dan anggota legislatif Negeri Sembilan. Turut hadir pula jajaran pimpinan lembaga dan kepala jabatan terkait.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Khofifah didampingi Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak serta sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, antara lain Kepala BPKAD, DPMPTSP, Disperindag, Diskop dan UKM, Dishub, Dinas ESDM, Biro Kesra, serta Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah.
Gubernur Khofifah menegaskan bahwa hubungan Jawa Timur dan Negeri Sembilan bukan sekadar kerja sama bilateral biasa, melainkan ikatan yang terbangun dari kesamaan akar sejarah dan budaya serumpun. Ia optimistis kunjungan delegasi Negeri Sembilan mampu memperluas dan memperkuat kolaborasi lintas sektor.
“Selamat datang di Jawa Timur, Bumi Majapahit. Dari wilayah inilah Kerajaan Majapahit pernah menjadi episentrum peradaban dan kekuatan di kawasan ASEAN,” ujar Khofifah.
Ia menambahkan, semangat persatuan yang diwariskan melalui Sumpah Palapa oleh Mahapatih Gajah Mada menjadi fondasi lahirnya konsep Nusantara dan Bhinneka Tunggal Ika. Nilai tersebut, menurut Khofifah, relevan untuk mempererat kerja sama antardaerah yang memiliki kesamaan sejarah dan budaya.
Khofifah berharap kunjungan ini dapat memperkuat persaudaraan sekaligus membuka peluang kerja sama yang lebih luas di bidang perdagangan, ekonomi, pendidikan, budaya, dan pariwisata.
“Kita serumpun. Kekuatan inilah yang harus menjadi modal untuk tumbuh bersama, berkembang bersama, dan sejahtera bersama,” tegasnya.
Dalam bidang ekonomi, Khofifah memaparkan bahwa nilai ekspor Jawa Timur ke Malaysia pada 2024 mencapai sekitar USD 1,53 miliar, sementara impor dari Malaysia tercatat sebesar USD 506 juta. Dengan capaian tersebut, Jawa Timur mencatat surplus perdagangan lebih dari USD 1 miliar.
Ia juga mengungkapkan bahwa Jawa Timur dan Malaysia telah menandatangani sejumlah Letter of Intent (LoI) pada Desember 2025 dengan total nilai kerja sama melebihi Rp6 triliun. Menurutnya, kehadiran delegasi Negeri Sembilan diharapkan mampu memperkuat realisasi kerja sama tersebut.
Salah satu peluang yang dinilai strategis adalah pembukaan penerbangan langsung antara Kuala Lumpur dan Malang. Khofifah menilai konektivitas udara tersebut akan mempercepat pertumbuhan sektor pariwisata dan agrohortikultura di wilayah Malang Raya.
“Penerbangan langsung Kuala Lumpur–Malang akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat antara Jawa Timur dan Negeri Sembilan. Selain itu, Jawa Timur juga memiliki Bandara Internasional Dhoho di Kediri yang strategis untuk mendukung sektor perikanan, kopi, dan kakao di kawasan Gunung Wilis,” jelasnya.
Khofifah menambahkan, konektivitas penerbangan langsung juga membuka peluang pemenuhan bahan baku industri dari Jawa Timur untuk kawasan industri yang tengah berkembang di Negeri Sembilan. Menurutnya, hal tersebut akan memperkuat rantai pasok dan kerja sama industri kedua wilayah.
Ia menilai peningkatan konektivitas akan berdampak langsung pada sektor pariwisata Jawa Timur yang memiliki daya tarik kelas dunia, seperti fenomena blue fire di Kawah Ijen serta kualitas oksigen terbaik di kawasan Sumenep.
Sementara itu, Menteri Besar Negeri Sembilan YAB Dato’ Seri Utama H. Aminuddin bin Harun menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Ia menilai hubungan Jawa Timur dan Negeri Sembilan memiliki kedekatan historis yang kuat, terutama melalui migrasi Melayu-Minangkabau dan komunitas Jawa yang telah lama menetap di Negeri Sembilan.
“Di Negeri Sembilan terdapat komuniti masyarakat keturunan Jawa. Bahkan, ada Kampung Pacitan yang menjadi tempat asal saya, dan hingga kini masyarakatnya masih mengamalkan tradisi Jawa dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap Aminuddin.
Ia menjelaskan bahwa Negeri Sembilan dan Jawa Timur memiliki kesamaan visi dalam pembangunan wilayah, terutama dalam penguatan sektor industri, peningkatan produktivitas, dan pengembangan tenaga kerja terampil.
“Negeri Sembilan berada di lokasi strategis yang berdampingan dengan pintu masuk utama negara. Ini menjadikan wilayah kami sebagai destinasi pilihan bagi pelabur yang menginginkan akses infrastruktur dan logistik yang baik dengan kualitas hidup yang lebih tenang,” katanya.
Aminuddin menambahkan, selain kekayaan budaya, Negeri Sembilan juga memiliki keunggulan di sektor halal, pendidikan, logistik, dan pariwisata. Ia meyakini kesamaan nilai dan arah pembangunan ekonomi membuka ruang kerja sama yang sangat luas dengan Jawa Timur.
Sebagai bagian dari kunjungan tersebut, delegasi Negeri Sembilan juga meninjau sejumlah pelaku UMKM di Jawa Timur. Aminuddin menilai sektor agro, industri kreatif, dan usaha kecil-menengah di Jawa Timur memiliki potensi besar untuk dikembangkan bersama.
“Kami melihat peluang besar pada sektor agro, kreativitas, dan industri kecil-menengah. Produk olahan pangan dari Jawa Timur berpotensi dikembangkan menjadi ekspor halal ke Malaysia dan pasar internasional. Kerja sama ini bisa dimulai dari Jawa Timur, masuk ke Malaysia, lalu diperluas ke negara lain,” pungkasnya. (*)
