KETIK, KEDIRI – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kediri memperkenalkan lima kunci keamanan pangan kepada ratusan peserta sekolah dasar di Kota Kediri.
Edukasi sejak dini itu sekaligus menjadi upaya Dinkes membentuk kader kesehatan cilik di sekolah.
Plt Kepala Dinkes Kota Kediri, dr. Fahmi melalui Kepala Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan (SDK) Dwi Sunaryati menjelaskan, edukasi keamanan pangan sejak dini itu perlu diberikan agar anak-anak mampu memilih makanan yang aman dan sehat dikonsumsi.
Dwi menyebut ada lima kunci keamanan pangan yang perlu diketahui sejak dini. Yaitu kenali pangan aman, harus bebas dari cemaran fisik, kimia, dan biologis.
Kemudian membeli pangan di tempat yang bersih, penjual sehat, memakai masker dan sarung tangan, makanan tertutup, serta menggunakan penjepit.
Selain itu periksa kemasan, jangan membeli jika rusak, penyok, atau berubah warna. Cek label dengan teliti meliputi komposisi, kedaluwarsa, berat bersih, produsen, serta legalitas izin edar seperti PIRT, MD, dan ML.
Kemudian jaga kebersihan sebelum makan dengan mencuci tangan memakai sabun di air mengalir serta catat temuan makanan rusak atau basi untuk dilaporkan ke guru dan diteruskan ke Dinas Kesehatan.
"Dengan kampanye yang dilakukan diharapkan semua orang bisa mengetahui lima kunci keamanan pangan," kata Dwi, Jumat, 28 November.
Edukasi lima kunci keamanan pangan, lanjut Dwi, penting dilakukan mengingat masih banyak siswa sekolah dasar yang belum memahami cara memilih makanan sehat. Termasuk mengenali tanda-tanda makanan tidak layak konsumsi.
"Dengan adanya kegiatan edukasi ini, anak-anak bisa lebih tahu dan diharapkan bisa menjadi kader kesehatan cilik di lingkungan sekolah," imbuhnya.
Dia juga mengingatkan agar anak lebih berhati terhadap makanan yang tidak menyertakan label kedaluwarsanya. Seperti makanan-makanan berwarna mencolok yang berpotensi mengandung bahan kimia berbahaya.
"Anak usia sekolah dasar biasanya lebih patuh jika diberi tahu. Jika menemukan makanan tanpa tanda kedaluwarsa jangan dimakan atau dibeli," jelasnya.
Dengan adanya edukasi itu, Dwi berharap dapat membuat anak mampu memilih makanan sehat dan menghindari makanan yang tidak layak konsumsi. Ia pun mengingatkan pernah terjadi kasus gagal ginjal pada anak akibat terlalu sering mengonsumsi minuman instan.
"Karena itu, pemahaman tentang pangan sehat harus diajarkan sejak kecil," tegasnya.
Dwi menegaskan bahwa edukasi ini selaras dengan Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Dengan edukasi itu, anak-anak diharapkan mampu melakukan pengecekan sederhana terhadap makanan yang diterima, mulai dari cemaran fisik seperti kerikil, perubahan rasa akibat cemaran kimia, hingga tanda-tanda biologis seperti bau asam atau basi.
"Kalau ada MBG dibawa pagi dan baru dimakan siang hari lalu sudah basi, jangan dipaksa dimakan,” pesannya.
Untuk diketahui, edukasi kesehatan itu diikuti 200 siswa dasar kelas 3-6. Kegiatan yang berlangsung di Taman Memorial Park, Rabu, 26 November itu dalam rangkaian memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61.
Dalam kegiatan itu Dinkes Kota Kediri juga menyediakan layanan cek kesehatan gratis melalui Aplikasi Satu Sehat bagi para wali murid. Aplikasi tersebut menyediakan layanan screening kesehatan yang terhubung dengan pemeriksaan gratis di fasilitas kesehatan.
"Dengan screening mandiri, ketika berobat di Puskesmas, datanya sudah masuk. Penyakit bisa terdeteksi lebih awal sehingga memudahkan tindakan selanjutnya," kata dia.
Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari siswa maupun orang tua. Dinkes Kota Kediri berencana melanjutkan sosialisasi keamanan pangan dan penggunaan Satu Sehat ke berbagai sekolah lainnya di Kota Kediri.
"Mudah-mudahan generasi yang akan datang semuanya sehat," pungkas Dwi. (*)
