KETIK, BATU – Dinas Kesehatan Kota Batu mencatat ada 66 kasus Demam Berdarah Dengue dari Januari hingga April 2025.
Kelurahan Sisir menjadi penyumbang terbesar DBD dengan 22 kasus. Kemudian kelurahan Temas 16 kasus dan kelurahan Ngaglik 15 kasus.
Sedangkan untuk kasus DBD paling sedikit terjadi di Kelurahan Dadaprejo dan Desa Pendem Kecamatan Junrejo dengan masing-masing satu kasus.
Sementara, tidak ditemukan kasus DBD di Desa Sumberbrantas dan Sumbergondo Kecamatan Bumiaji.
"Total kasus DBD bulan Januari - April 2025 yakni 66 kasus. Sementara di bulan yang sama pada pada 2024 terjadi 189 kasus. Artinya secara umum menurun dibandingkan tahun lalu," urai Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Penanganan Bencana Dinas Kesehatan Kota Batu, dr Susana Indahwati, Selasa 20 Mei 2025.
Dinkes Kota Batu berupaya melakukan upaya pencegahan dan pengendalian untuk menanggulangi DBD. Selain meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap DBD, Dinkes juga menyediakan Abate, atau pestisida yang digunakan untuk membasmi jentik nyamuk.
"Untuk masyarakat yang ingin mendapatkan Abate bisa menghubungi Puskesmas, Desa, Kelurahan terdekat," tambahnya.
dr Susana mengimbau masyarakat untuk waspada. Mengingat cuaca yang tidak menentu seperti saat ini dapat meningkatkan kembang biak nyamuk Aedes Aegypti.
"Masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan terhadap DBD dan chikungunya. Karena sampai sekarang cuaca masih tidak menentu,” ujarnya.
dr Susan mengimbau masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan masing-masing. Yakni dengan memantau dan memastikan tempat-tempat yang dapat menampung air di dalam ataupun luar rumah aman dari jentik.
"PSN 3M Plus dilakukan minimal 1 kali dalam seminggu. PSN adalah cara paling efektif, aman dan murah utk mengatasi DBD," tegasnya.(*)
