Dari Jojo Tumbuh Harapan, Semangat Bertani dari Lahan yang Terlupakan

6 Agustus 2025 19:12 6 Agt 2025 19:12

Thumbnail Dari Jojo Tumbuh Harapan, Semangat Bertani dari Lahan yang Terlupakan
Jojo Suraham (Foto: Mursal/Ketik)

KETIK, HALMAHERA SELATAN – Sebuah semangat baru dari tangan yang tak malu kotor oleh tanah. Seorang pria sederhana, penuh ketulusan, muncul sebagai inisiator dari gerakan yang kini jadi inspirasi Gerakan Tanam Cabai Serentak. Surahman namanya, ia lebih dikenal dengan panggilan akrab, Jojo.

Dengan langkah mantap dan hati yang tak setengah-setengah, Jojo memulai langkah kecil namun berdampak besar. Bagi pria ini, bertani bukan sekadar pekerjaan fisik, melainkan perwujudan cinta terhadap tanah, keluarga, dan masa depan. 

Ia memulainya bukan di lahan megah, melainkan di area tidur yang selama ini diabaikan, tepat di sekitar kediaman Wakil Bupati Halmahera Selatan.

“Apa yang saya lakukan ini bukan hal besar. Ini hanya contoh kecil. Bahwa jadi petani itu tidak harus malu, justru harus semangat. Karena bertani adalah sumber kehidupan,” ujar Jojo dengan mata yang menyalakan keyakinan Rabu sore 6 Agustus 2025.

Gerakan ini lahir bukan dari program seremonial, tetapi dari ketulusan dan semangat yang membumi. Di tengah banyak orang yang mungkin menganggap pertanian sebagai pekerjaan kelas dua, Jojo tampil sebagai figur yang membalikkan persepsi itu. 

Foto Jojo mengangkut sampah sesaat sebelum lahan cabai rampung (Foto: Mursal/Ketik)Jojo mengangkut sampah sesaat sebelum lahan cabai rampung (Foto: Mursal/Ketik)

Ia tidak hanya mengajak masyarakat untuk menanam cabai, tapi juga menanam semangat, menanam harapan, dan menanam keberanian untuk kembali mencintai tanah sendiri.

Jojo menegaskan bahwa gerakan ini adalah bagian dari mendukung visi besar Agromaritim Bupati dan Wakil Bupati Halmahera Selatan, Hasan Ali Bassam Kasuba dan Helmi Umar Muchsin. Visi Agromaritim bukan hanya tentang laut dan pertanian semata, tapi tentang bagaimana masyarakat bergerak bersama, dari desa ke desa, dari keluarga ke komunitas, dalam membangun ketahanan pangan dan ekonomi lokal yang tangguh.

“Kita mulai dari diri sendiri, dari halaman rumah, dari keluarga. Kalau keluarga kuat, daerah juga akan kuat. Jangan tunggu program besar, tapi mulailah dari niat yang sederhana,” lanjut Jojo.

Kegiatan ini tidak ia jalani sendiri. Berkat gerakan kecil itu, muncul resonansi kuat dari berbagai unsur, termasuk TP-PKK Halmahera Selatan, Gabungan Organisasi Wanita (GOW), Dharma Wanita Persatuan (DWP), dan bahkan Dinas Pertanian. 

Semua menyatu dalam semangat gotong royong. Mereka menanam, berbagi bibit, berbagi cerita, dan yang terpenting berbagi semangat.

Tanah tidur pun kembali hidup, bukan hanya secara fisik, tapi secara makna. Di tangan Jojo dan para perempuan tangguh Halmahera Selatan, ladang cabai kini menjadi ladang pembelajaran, ladang ketahanan, ladang keberlanjutan.

Dinas Pertanian Halmahera Selatan menyebut inisiatif ini sebagai contoh konkret bagaimana kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah bisa menghadirkan perubahan yang nyata. 

Sebuah model mikro yang jika diperluas, mampu mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis keluarga yang mandiri.

Tidak sedikit dari mereka yang sebelumnya enggan bertani kini mulai berani mencoba. Beberapa bahkan sudah menyiapkan bibit di pekarangan rumah. “Ternyata semangat bertani bisa menular,” kata seorang ibu anggota GOW sambil tersenyum bangga di sela kegiatan tanam.

Jojo telah membuktikan bahwa kekuatan sebuah gerakan tidak selalu lahir dari meja-meja birokrasi, tapi bisa muncul dari halaman rumah, dari ladang yang dilupakan, dan dari hati yang tulus mencintai tanah air. Ia bukan hanya menanam cabai, tapi juga menanam mental baja bagi petani muda Halmahera Selatan.

Dalam dunia yang semakin tergantung pada impor pangan, gerakan Jojo adalah napas segar, sebuah spektrum harapan bahwa Halmahera Selatan bisa berdaulat secara pangan, jika semangat seperti ini terus dikembangkan dan diwariskan.

Jojo bukan pejabat tinggi, bukan pula tokoh publik besar. Ia hanya seorang warga dengan ketulusan yang tak biasa. Tapi justru dari ketulusan itulah inspirasi mengalir deras. Apa yang dimulainya hari ini bisa menjadi tonggak kebangkitan pertanian keluarga di Halmahera Selatan, dan bahkan lebih luas lagi.

Karena dalam dunia pertanian, ketulusan adalah benih paling subur yang bisa kita tanam.

 

Tombol Google News

Tags:

Surahman Semangat Bertani Petani Halmahera Selatan Maluku Utara Utara