KETIK, SITUBONDO – Ribuan ton gula milik petani di sejumlah pabrik gula di Kabupaten Situbondo tak laku dijual, mengakibatkan para petani kesulitan ekonomi. Menanggapi persoalan ini, Anggota Komisi D DPRD Provinsi Jawa Timur, Yoyok Mulyadi, bersama perwakilan petani tebu Situbondo berencana melayangkan surat kepada Presiden Prabowo Subianto pada Senin, 18 Agustus 2025.
Persoalan ini mencuat setelah keluhan para petani tebu disampaikan kepada Yoyok Mulyadi dalam sebuah pertemuan di Balai Pertemuan (BP) Pabrik Gula (PG) Asembagus, Sabtu, 16 Agustus 2025.
"Para petani meminta agar saya wakil rakyat dari PKB Dapil Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi, bisa membantu membawa aspirasi mereka di tingkat regional Jawa Timur agar persoalan ini segera terselesaikan," jelas Yoyok, yang juga mantan Wakil Bupati Situbondo ini.
Yoyok Mulyadi menambahkan bahwa pihaknya sengaja meminta izin dari agenda rapat paripurna di DPRD Provinsi Jatim demi bisa hadir menemui para petani.
"Gula kita di Situbondo saja sudah 10 ribu ton belum laku," ujarnya.
Berdasarkan hasil diskusi, Yoyok Mulyadi mengungkapkan bahwa petani tebu sepakat untuk bersama-sama mengirim surat kepada Presiden. Dalam surat tersebut, mereka meminta agar Presiden melakukan intervensi terhadap para pedagang dan BUMN yang memegang hak pembelian gula hasil produksi PG di wilayah Jatim.
“Cara ini diakui oleh petani tebu Situbondo bisa menjadi jalan keluar agar aspirasi mereka segera didengar pemerintah pusat,” ujar Yoyok.
Ia menambahkan, jika gula terus menumpuk dan tidak bisa terjual, para petani akan semakin terpuruk secara ekonomi, dan gudang pabrik gula juga akan penuh.
"Kami dan petani sepakat berkirim surat ke Presiden," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTR) PG Asembagus, H. Anggi, menyebutkan bahwa lebih dari 360 petani kini terdampak. Mereka sudah satu setengah bulan belum mendapatkan pembayaran dari hasil penjualan tebu mereka.
"Sudah satu setengah bulan gula petani menumpuk di pabrik gula, kita harus cari dana talangan dan hutang ke bank," ujar Anggi.
Selain berdiskusi, Yoyok Mulyadi dan para petani juga meninjau empat gudang PG Asembagus yang sudah terisi penuh. Anggi mengungkapkan, para petani berencana menggelar aksi damai jika surat mereka tidak segera ditanggapi oleh Presiden.
"Kami akan menempuh beberapa langkah jika tidak segera ada solusi mengenai gula petani yang menumpuk di gudang pabrik gula. Kita akan menggelar aksi damai turun jalan dan bisa jadi akan menutup Pantura dengan truk tebu. Ini kesepakatan kita tadi bersama petani," tegas Anggi. (*)