KETIK, SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melepas keberangkatan 55 transmigran asal Jawa Timur menuju tiga daerah tujuan, yakni Lokasi Penempatan SP Taramanu Tua, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat; SP Lagading, Kabupaten Sidenreng Rappang, Provinsi Sulawesi Selatan; serta Waleh SP.3, Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara.
Pelepasan tersebut berlangsung di Halaman Kantor Gubernur Jawa Timur, Selasa, 16 Desember 2025, dalam suasana penuh semangat dan harapan, dengan Gubernur Khofifah didampingi Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono serta Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur, Sigit Priyanto.
Transmigrasi tahun ini dinilai istimewa seiring transformasi kebijakan transmigrasi nasional yang digagas Menteri Transmigrasi RI M Iftitah Sulaiman Suryanagara melalui pendekatan 5T, yakni Trans Tuntas, Translok (Transmigrasi Lokal), Trans Karya Nusantara (TKN), Trans Patriot, dan Trans Gotong Royong.
Di hadapan para transmigran, Gubernur Khofifah menyampaikan, Jawa Timur menyambut dengan antusias transformasi transmigrasi berbasis 5T yang dinilainya sangat relevan dengan tantangan pembangunan saat ini.
Menurutnya, pendekatan menjadikan transmigrasi tidak sekadar memindahkan penduduk, tetapi juga sebagai instrumen pembangunan sumber daya manusia, ekonomi, dan sosial yang berkelanjutan.
“Transformasi ini memberikan harapan baru bahwa transmigrasi tidak hanya soal perpindahan penduduk, tetapi juga pembangunan sumber daya manusia, ekonomi, dan sosial yang berkelanjutan,” ujarnya.
Khofifah menjelaskan, Translok atau Transmigrasi Lokal berfungsi memberdayakan masyarakat setempat sebagai tuan rumah pembangunan kawasan transmigrasi. Sementara Trans Karya Nusantara diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja bagi pendatang di wilayah penempatan.
Trans Patriot difokuskan, penguatan sumber daya manusia unggul melalui program beasiswa pendidikan di kawasan transmigrasi, sekaligus menyiapkan pendamping bagi para transmigran.
Sedangkan Trans Gotong Royong menekankan kolaborasi lintas kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan sektor swasta dalam revitalisasi kawasan transmigrasi.
“Transformasi transmigrasi melalui pola 5T ini sangat ideal karena satu sama lain saling melengkapi. Program transmigrasi hingga saat ini masih sangat relevan sebagai salah satu pendekatan strategis untuk mencapai kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.
Program transmigrasi juga berperan penting dalam pemerataan pembangunan nasional. Dari tingkat pusat hingga daerah, transmigrasi menjadi salah satu prioritas dalam menekan angka pengangguran dan kemiskinan.
“Sebagai daerah asal, dengan memindahkan sebagian penduduk ke daerah penempatan, kita turut mereduksi tekanan demografis di Pulau Jawa sekaligus membuka potensi kekuatan ekonomi baru di wilayah tujuan,” jelasnya.
Tahun 2025, Jatim memperoleh alokasi 16 kepala keluarga dalam skema Trans Karya Nusantara. Secara keseluruhan, komposisi penempatan transmigrasi didominasi Translok/TPS sebanyak 795 KK, sedangkan TKN/TPA sebanyak 95 KK.
“Keberangkatan saudara hari ini adalah langkah berani untuk menjemput masa depan di tanah baru. Lahan yang menanti bukan sekadar ruang fisik, melainkan lembaran baru kehidupan yang akan dibangun dengan kerja keras, ketekunan, dan doa,” tuturnya. (*)
