Gubernur Jatim Optimis Percepatan Swasembada Gula Nasional Terwujud

6 Mei 2025 19:22 6 Mei 2025 19:22

Thumbnail Gubernur Jatim Optimis Percepatan Swasembada Gula Nasional Terwujud
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa berfoto bareng di sela peluncuran program KURsus di Kebun Tebu Prajekan, Grundo, Prajekan Kidul, di Kabupaten Bondowoso, Selasa ,6 Mei 2025. (Foto: Biro Adpim Pemprov Jatim)

KETIK, SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Dirut PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) Mahmudi meluncurkan Kredit Usaha Rakyat Khusus (KURsus) Kluster Petani Tebu Jawa Timur di Kebun Tebu Prajekan, Grundo, Prajekan Kidul, di Kabupaten Bondowoso, Selasa 6 Mei 2025.

Bantuan permodalan KURsus ini menjadi upaya nyata mendukung pengembangan sektor perkebunan dan mendorong kesejahteraan petani tebu menuju swasembada gula, transisi energi hijau melalui bioetanol.

"Jatim adalah penghasil gula tertinggi di Indonesia. Maka KURsus ini adalah wujud nyata upaya kita untuk memperjuangkan kesejahteraan petani tebu. Kita ingin petani tebu naik kelas, dari buruh ladang menjadi pengusaha pangan yang tangguh dan bermartabat," tegas Khofifah.

Orang nomor satu di Pemprov Jatim itu menjelaskan fitur KURsus Petani Tebu memiliki suku bunga tetap 6 persen. Akses pengulangan kredit bertujuan memfasilitasi peremajaan kebun (> 25 tahun) dan adopsi varietas unggul yang berpotensi menaikkan rendemen gula per ton tebu dari rata-rata 7 persen menjadi 8–9  persen.

"KUR khusus kluster petani tebu ini merupakan jawaban dari kebutuhan modal usaha tebu rakyat yang sebelumnya telah terkena limit kredit KUR konvensional hingga Rp500 juta," ucapnya.

Khofifah menambahkan peluncuran KUR Khusus Kluster Petani Tebu sangat penting karena melalui koordinasi bersama dengan Kemenko Perekonomian, PT SGN, dan perbankan termasuk Bank Jatim. Juga bertujuan KURsus Petani Tebu ini akan memberikan multiplier benefit. 

"Ini cara kita bisa mempercepat swasembada gula, cara meningkatkan kesejahteraan para petani tebu, cara kita menuju ketahanan energi," tegasnya.

Gubernur perempuan pertama di Jatim ini menjelaskan bahwa hilirisasi tebu ini juga akan menghasilkan bioetanol. Dengan kata lain melalui hal ini pun bisa menjadi langkah awal mentransformasikan dari energi fosil ke non fosil.

"Artinya kita akan menuju green economy, kita juga akan bersama-sama seluruh elemen yang lain mewujudkan net zero emission," ujarnya.

Di kesempatan sama, Gubernur Khofifah juga dilakukan penyerahan secara simbolis Program Irigasi Manis berupa pompa air kebun dan Kredit Usaha Rakyat Khusus Kluster Petani Tebu Jawa Timur dengan rentang nominal Rp35 juta hingga Rp100 juta kepada sejumlah perwakilan petani tebu penerima manfaat.

Prosesi penyerahan oleh Gubernur Khofifah itu didampingi Dirut PT Sinergi Gula Nusantara, Wakil Bupati Bondowoso dan Direktur Keuangan Treasury & Global Services Bank Jatim.

"Peluncuran KUR Khusus Kluster Petani Tebu hari ini adalah langkah nyata dalam peta jalan mewujudkan kemandirian pangan. Ini bukan sekadar soal produksi, tapi tentang membangun ekonomi rakyat yang berdaulat dan berkeadilan, serta multiplier benefit lainnya," terangnya.

Khofifah menegaskan, Provinsi Jatim merupakan Lumbung Pangan Nusantara dan komoditas tebu adalah salah satu kekuatan besarnya. Data tahun 2024 menunjukkan produksi tebu (yang digiling pabrik gula) di Jatim mencapai 16,69 juta ton dari 238.135,6 Hektare lahan tebu, atau setengah dari produksi nasional.

"Dari jumlah itu, dapat dihasilkan 1,26 juta ton gula kristal putih. Angka ini menegaskan posisi Jatim sebagai kontributor utama bagi pasokan gula nasional, dengan rata-rata kontribusi sekitar 50% secara tahunan," ucapnya.

"Sekaligus mencerminkan efisiensi rendemen rata-rata 7,58 persen dari tebu yang digiling," imbuhnya.

Sementara itu, Dirut SGN Mahmudi menyampaikan bahwa KURsus petani tebu ini mampu menyelesaikan dua persoalan yang dihadapi petani tebu.

Melalui KURsus ini,kata dia, petani tebu bisa mendapatkan KUR lagi dengan rate 6 persen per tahun, menjadi solusi atas masalah komposisi tanaman tebu yang tidak normal dan penataan varietas.

"Ini untuk petani seluruh Indonesia tetapi pilot project-nya di Jawa Timur dan 'pecah telor'-nya di Kabupaten Bondowoso," Kata Mahmudi. (*)

Tombol Google News

Tags:

Sinergi Gula Nusantara (SGN) Kredit Usaha Rakyat Khusus (KURSus) Petani Tebu Wakil Bupati Bondowoso Khofifah Indar Parawansa Lumbung Pangan Nusantara