KETIK, HALMAHERA SELATAN – Setelah sebelumnya sukses menorehkan refleksi monumental 22 tahun perjalanan Kabupaten Halmahera Selatan pada 9 Juni 2025 lalu dengan tema “Halsel Awal, Saat Ini dan Nanti”, kini denyut intelektual generasi muda kembali bergaung.
Melalui wadah Generasi Muda Kesultanan Bacan (Gema Suba), sarasehan bertajuk “Jas Merah dan Kemerdekaan” digelar di Lapangan Merdeka Bacan, Jum’at 15 Agustus 2025, sebagai ikhtiar merawat ingatan kolektif bangsa pada momentum emas HUT ke-80 Republik Indonesia.
Acara tersebut tidak sekadar bernuansa seremonial, melainkan menjadi ruang dialektika publik yang menekankan pentingnya Jas Merah, sebuah doktrin historis untuk tidak melupakan sejarah sebagai fondasi peradaban.
Hadir dalam forum tersebut Bupati Halmahera Selatan Hasan Ali Bassam Kasuba, Ketua DPRD Muslim Hi. Rakib, Ompu Juru Tulis Raa Ibnu Tufail Isk Alam, Staf Ahli Setda Asbur Somadayo, serta tokoh agama, adat, politisi, dan perwakilan masyarakat.
Di bawah kepemimpinan Ketua Gema Suba M. Husni Muslim, forum sarasehan ini menuai apresiasi luas. Wakil Ketua DPRD Halsel, Muslim Hi. Rakib, menyebut inisiatif kaum muda Bacan sebagai oase pemikiran di tengah derasnya arus seremoni formal.
“Saya sangat mengapresiasi dan memberikan penghargaan kepada Ketua Gema Suba yang selalu menghadirkan ruang diskusi publik di tengah banjirnya kegiatan seremonial,” ujar Muslim.
Lebih jauh, legislator tiga periode asal Makian Kayoa itu menegaskan komitmen parlemen daerah untuk kembali mengangkat Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Hak Ulayat Kesultanan Bacan, yang tertunda sejak 2011, masuk dalam Program Legislasi Daerah (Prolegda) 2026.
“Maaf jika nanti kami (DPRD, red) lupa, maka Gema Suba wajib mengingatkan dengan menagih janji tersebut,” tandasnya
Sarasehan “Jas Merah dan Kemerdekaan” ini pun tidak hanya menjadi peringatan, melainkan sebuah penegasan: bahwa kemerdekaan adalah narasi berkesinambungan yang menuntut generasi hari ini untuk menambatkan diri pada akar sejarah, sembari menyiapkan pijakan bagi masa depan.