KETIK, TRENGGALEK – Fraksi PKB yang merupakan kepanjangan tangan dari partai menggelar tasyakuran atas penganugerahan gelar Pahlawan Nasional di Aula DPRD Kabupaten Trenggalek.
Terdapat tokoh PKB yang menerima gelar Pahlawan Nasional tahun ini, yakni Almarhum K.H. Abdurrahman Wahid. Dua tokoh lainnya yang mendapat gelar serupa adalah Almarhum Syaikhona Muhammad Kholil, dan Almarhumah Marsinah.
Ketua DPC PKB Trenggalek, sekaligus Ketua Fraksi PKB, Sukarodin mengatakan doa bersama dan tasyakuran untuk tiga tokoh tersebut, tak terkecuali untuk semua pahlawan nasional Indonesia.
"Para pahlawan nasional tersebut memang pantas untuk diteladani dan menjadi sumber inspirasi bagi kader PKB," ucapnya, Jumat 14 November 2025.
Sukarodin menyebut, tak kalah penting adalah tentang tokoh buruh Marsinah yang ditetapkan menjadi Pahlawan Nasional. Sehingga kepedulian kita terhadap buruh perlu ditingkatkan.
"Ini juga akan menjadi inspirator bagi kita sebagai pemangku kebijakan di Trenggalek. Artinya perlu ada kepedulian lebih terhadap nasib buruh. Salah satu terkait Upah Minimum Kabupaten (UMK)," tuturnya.
Politisi senior PKB ini mencontohkan, terkait BPJS Ketenagakerjaan, tidak boleh terlewatkan sehingga jaminan keselamatan kerja perlu menjadi perhatian.
"Sebagai wakil rakyat kita akan memperjuangkan nasib buruh dari segala aspek," tutur dia.
Selanjutnya, tokoh lain, yakni Syaikhona Muhammad Kholil, merupakan inspirator para ulama besar yang ada di Trenggalek.
Di abad itu ada istilah "Ngetan" yang artinya Tholabul Ilmi yang dimulai dari Banten ke Jawa Tengah, kemudian Surabaya (Jawa Timur) dan terakhir ke Bangkalan ke Syaikhona Muhammad Kholil.
"Termasuk guru besarnya Hasyim Ashari adalah Syaikhona Muhammad Kholil," ujarnya.
Kemudian Gus Dur, merupakan sumber inspirator, yang mana tingkat kepedulian kepada masyarakat cukup tinggi baik yang termarjinalkan atau masyarakat yang lain.
"Sampai sekarang mungkin Gus Dur belum ditanya oleh Malaikat, karena kebaikannya di dunia.Termasuk makamnya selalu diziarahi orang," tutupnya (*)
