KETIK, JAKARTA – Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (PPIJ) atau Jakarta Islamic Centre (JIC) sedang merencanakan revitalisasi Masjid Raya JIC yang rusak akibat kebakaran pada Oktober 2022. Rencana pembangunan kembali masjid ini mendapatkan dukungan dari Kerajaan Arab Saudi.
Sejak kebakaran dua tahun lalu, Masjid Raya JIC tidak dapat digunakan untuk kegiatan ibadah, dan aktivitas dialihkan ke ruang lain yang kurang memadai. Namun, kini ada titik terang terkait proses revitalisasi.
Informasi ini terungkap dalam acara Silaturahmi Tokoh dan Ulama Jakarta bertema "Peran JIC Bersama Tokoh dan Ulama dalam Mewujudkan Jakarta sebagai Kota Global," yang diselenggarakan di Kwitang, Jakarta Pusat, pada Selasa, 24 Juni 2025.
Kepala Biro Pendidikan Mental dan Spiritual (Dikmental) Provinsi DKI Jakarta, Fajar Eko Satriyo, yang hadir dalam forum tersebut, menyampaikan kabar baik.
"Minggu lalu Pak Gubernur terima tamu Dubes Arab Saudi dan menyampaikan, Insyaallah Pemerintah Arab Saudi siap untuk membantu," kata Fajar.
Fajar menambahkan bahwa karena proyek ini melibatkan dua negara, Indonesia dan Arab Saudi, proses birokrasi dan administrasi harus segera dipenuhi.
"Artinya ada proses birokrasi dan administrasi yang harus segera dipenuhi," ujarnya.
Ia pun memohon doa, arahan, dan bimbingan agar proses ini dapat segera terselesaikan sesuai harapan.
Sementara itu, Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (PPIJ), KH Muhyiddin Ishaq, menyampaikan bahwa saat ini sedang dibahas tiga opsi untuk pembangunan kembali Masjid Raya JIC.
“Kami mempertimbangkan, apakah akan direnovasi sebagian, direnovasi total dengan ukuran sama, atau bahkan diperbesar,” ujar Kiai Muhyiddin.
Kiai Muhyiddin juga menekankan pentingnya dukungan dari para ulama dan masyarakat Jakarta untuk keberadaan JIC. Lembaga yang dipimpinnya ini diharapkan dapat mewarnai kegiatan masyarakat Islam di Jakarta.
“Pak Gubernur ingin, JIC ini menjadi tolok ukur masyarakat Asia. Kalau sekarang hanya masyarakat Jakarta, ke depan kualitasnya ditingkatkan jadi masyarakat Asia,” lanjut Kiai Muhyiddin.
Ia berharap forum silaturahmi ini menjadi awal kerja sama berkelanjutan antara JIC, pemerintah, dan para tokoh agama.
“Kami ingin JIC menjadi ikon Islam yang modern, toleran, dan berkemajuan, sekaligus menjadi kebanggaan Jakarta di kancah internasional,” pungkasnya. (*)