KETIK, SURABAYA – Film Indonesia beberapa minggu ini sedang banyak tayang di bioskop. Terbaru, ada film Indonesia lagi yang baru saja tayang, judulnya Pengin Hijrah.
Endy Arfian, pemeran Omar dalam film ini menceritakan pengalaman menariknya. Sebelum syuting berlangsung, ia rela belajar Bahasa Uzbekistan hingga budayanya.
Hal ini dikarenakan, Omar di dalam film tersebut merupakan sosok pria yang memiliki darah campuran Indonesia dan Uzbekistan.
"Karena itu, saya harus benar-benar mempelajari bahasa dan budaya Uzbekistan agar perannya terasa natural," katanya saat menghadiri promo film di Royal Plaza Surabaya, Rabu, 22 Oktober 2025.
Menurutnya, mendalami peran seperti belajar Bahasa Uzbekistan sangat penting sebelum syuting berlangsung. Hal ini untuk membuat penonton hanyut dalam cerita dan karakter yang diperankan Endy Arfian.
"Saya ceritanya orang Uzbekistan tapi ngomongnya belepotan, kan jadi gagal. Jadi saya harus benar-benar hafal dialognya dan mengerti artinya," sambung aktor asal Solo tersebut.
Selain belajar bahasa dan budaya. Endy juta mengaku belajar mengenai nilai-nilai keagamaan yang ada di masyarakat Uzbekistan. Berkat pendalaman karakter ini pula, ia mengaku semakin memahami makna hijrah dalam kehidupan nyata.
"Semoga lewat film ini, penonton bisa melihat indahnya kolaborasi dua bangsa dan belajar bahwa hijrah itu bukan hanya soal tempat, tapi juga tentang hati," jelasnya.
Menariknya, usai belajar Bahasa Uzbekistan. Endy langsung berangkat ke negara pecahan Uni Soviet itu untuk melakukan syuting film. Ada empat lokasi yang digunakan untuk syuting film Pengin Hijrah, yaitu Uzbekistan, Jakarta, Bogor, dan Belitung.
Produser film Pengin Hijrah, Rendy Gunawan mengatakan selama proses produksi berjalan lancar. Hal ini berkat kerja sama yang solid dengan tim di lokasi.
“Secara komunikasi memang agak sulit saat syuting di Uzbekistan karena masyarakat di sana tidak menggunakan Bahasa Inggris. Tapi secara keseluruhan berjalan lancar, begitu juga saat di Jakarta, Belitung, dan Bogor,” jelasnya.
Film Pengin Hijrah sendiri diadaptasi dari novel karya Hengki Kumayandi dan diproduksi selama 24 hari. Film ini berdurasi 1 jam 54 menit. (*)