KETIK, MALANG – Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) merayakan dies natalis ke-24 dengan membagikan beasiswa kepada lebih dari 150 siswa jenjang sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).
Ketua Pelaksana Dies Natalis Unitri, Fendiyatmi Kusufa, menjelaskan bahwa 150 siswa penerima beasiswa tersebar di 11 sekolah di wilayah Malang Raya. Setiap sekolah memiliki 11 hingga 13 siswa yang mendapatkan bantuan pendidikan.
"Hari ini ada pemberian beasiswa anak asuh di beberapa sekolah negeri dan swasta di jenjang SD dan SMP. Ada 11 sekolah dengan jumlah siswa hampir lebih dari 150 siswa," ujarnya, Sabtu, 2 Agustus 2025.
Beasiswa yang diberikan berupa uang saku bulanan, dengan besaran antara Rp50.000 hingga Rp100.000. Dana ini akan disalurkan melalui pihak sekolah masing-masing. Fendiyatmi menegaskan bahwa pemberian beasiswa anak asuh ini adalah wujud kepedulian Unitri terhadap pendidikan para siswa.
"Tiap bulan kita berikan ke sekolah masing-masing berupa uang saku. Kurang lebih di angka sampai dengan Rp50.000-100.000," tambahnya.
Kriteria penerima beasiswa sepenuhnya diserahkan kepada pihak sekolah, dengan fokus pada siswa kurang mampu dari keluarga berpenghasilan menengah ke bawah.
Selain program beasiswa, Dies Natalis ke-24 Unitri juga dimeriahkan dengan beragam kegiatan dan lomba yang telah berlangsung sejak Juli 2025. Salah satunya adalah lomba kreasi tumpeng yang diadakan pada hari yang sama.
"Siang ini ada lomba kreasi tumpeng untuk mempererat hubungan khususnya di internal Unitri agar terus harmonis," katanya.
Lomba kreasi tumpeng diikuti oleh 256 peserta dari dosen dan tenaga pendidikan. Terdapat sebanyak 24 tumpeng yang ikut diperlombakan.
Sementara itu, Rektor Unitri, Eko Handayanto, menyatakan bahwa pemberian beasiswa dan bantuan kepada siswa, khususnya yang tinggal di lingkungan kampus, merupakan agenda rutin Unitri.
"Kami memang sering, setiap tahun memberikan beasiswa kepada anak-anak di sekitar lingkungan kami, untuk SD dan SMP," ujarnya.
Menurut Eko, hal ini selaras dengan cita-cita yayasan untuk berbagi kepada masyarakat luas. Beasiswa tidak hanya mencakup pembebasan biaya SPP, tetapi juga bantuan lain seperti uang saku atau uang buku.
"Itu cita-cita kami sejak berdirinya yayasan, kami ingin berbagi kepada yang kurang mampu melalui beasiswa. Tidak banyak, paling tidak SPP satu tahun, kalau sekolah gratis tidak SPP, semacam uang saku atau uang buku," pungkasnya.(*)
