KETIK, ACEH SINGKIL – Balai Meuseuraya Aceh (BMA) selama tiga hari, 21–23 November 2025, berubah menjadi ruang konsolidasi besar pelaku usaha Aceh. Gelaran Muzakarah Saudagar Aceh yang beriringan dengan UMKM Expo Saudagar Aceh 2025 menghadirkan energi baru bagi pembangkitan ekonomi daerah berbasis kolaborasi global.
Hasil sinergi MPW ISMI Aceh dengan Diaspora Global Aceh (DGA) serta dukungan penuh Pemerintah Aceh melalui Diskop UKM Aceh ini mempertemukan pelaku UMKM, pengusaha nasional-internasional, buyer mancanegara, serta jaringan diaspora Aceh dari lebih 20 negara.
Ketua MPW ISMI Aceh, Nurchalis, menegaskan bahwa forum ini menjadi momentum kebangkitan ekonomi Aceh.
“Ini bukan sekadar forum, tetapi gerakan untuk membangkitkan DNA Saudagar Aceh. Produk lokal harus hadir ke pasar global dengan jaringan dagang yang kuat,” kata Nurchalis, Senin, 24 November 2025
Nurchalis juga menilai kepemimpinan Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem) bersama Wakil Gubernur Tgk Fadhil Darmansyah memiliki visi strategis dalam mendorong lompatan ekonomi Aceh.
Sementara itu, Gubernur Aceh Muzakir Manaf melalui Asisten II Setda Aceh, Dr. Ir. Zulkifli, menegaskan komitmen pemerintah mendukung penuh gelaran expo.
“Ini momentum besar mempertemukan UMKM dengan saudagar Aceh di luar negeri. Pemerintah ingin UMKM naik kelas dan berdaya saing global,” ucapnya.
Ketua Umum MPP ISMI, Dr. Ing. Ilham Akbar Habibie MBA, dalam pidato kunci menyampaikan rekomendasi strategis agar Aceh ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Halal Indonesia.
“Kebutuhan industri halal global sangat besar. Aceh punya potensi sumber daya dan posisi strategis. ISMI siap menjadi anchor tenant pengolahan produk lokal,” tegas Ilham Habibie.
Suara serupa datang dari saudagar Aceh di Malaysia, Datuk Haji Mansyur Usman, yang mendorong pemerintah untuk memulai jalur ekspor Krueng Geukueh–Penang pada awal 2026.
“Jika tidak bisa berlayar setiap hari, minimal seminggu sekali harus ada komoditas Aceh masuk ke Malaysia,” katanya.
Hari kedua dipadati peserta seminar internasional dan nasional yang menghadirkan pakar logistik halal dunia Prof. Dr. Marco Tieman, serta Ketua DGA Dr. Ir. Mustafa Abubakar, yang menegaskan peran diaspora sebagai jembatan perdagangan global.
Di area expo, lebih dari 50 UMKM menampilkan berbagai produk unggulan mulai parfum Aceh, kuliner tradisional, hingga kerajinan kreatif. Acara akbar ini menarik perhatian ribuan pengunjung dan buyer luar negeri.
Puncak acara pada 23 November kemarin, diisi sesi business matching antara UMKM Aceh dan buyer internasional. Sepuluh UMKM terpilih langsung menandatangani MoU perdagangan global, di antaranya, Udeung’du, Parfume Neelam/PT Global Mandiri, PT Suree Aceh Darussalam, Makpulo, Debebek, PT Cutkak Heritage Food, Azzeta Batik, Meutuwah Mata, PT Edy Eldina Manufacture, dan PT Tunas Karya Meutuah.
“Diaspora bukan penonton. Kami memastikan hasil Muzakarah ini berujung pada kerja sama konkret,” kata Ketua DGA, Mustafa Abubakar.
Forum menghasilkan sejumlah rekomendasi strategis, antara lain, Penguatan inovasi produk dan teknologi pengemasan, dan penyederhanaan izin ekspor dan peningkatan fasilitas logistik, akses pembiayaan UMKM, dan kolaborasi riset dan pendampingan UMKM bersama perguruan tinggi
ISMI Aceh juga menyerahkan ISMI Award 2025 kepada 11 tokoh Aceh berkontribusi besar bagi kemajuan ekonomi dan sosial, termasuk Surya Paloh, Tgk Malik Mahmud Al-Haythar, Dr Mustafa Abubakar, dan almarhum Teuku Markam. (*)
