KETIK, ACEH BARAT DAYA – Tragedi memilukan menimpa seorang peternak ayam di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya). Muhammad Hatta, warga Desa Blang Raja, Kecamatan Babahrot, harus menelan pil pahit setelah 18 ribu ekor ayam broiler miliknya mati massal akibat pemadaman listrik yang berlangsung tiga hari.
Ayam-ayam yang mati itu sejatinya sudah memasuki masa panen. Rata-rata bobotnya mencapai dua kilogram per ekor. Jika ditotal, kerugian yang diderita Hatta mencapai lebih dari Rp800 juta.
“Semua ayam potong milik saya mati karena listrik padam. Padahal besok-besok sudah siap dipanen,” keluh Hatta kepada wartawan, Rabu, 1 Oktober 2025.
Tergantung Blower, Genset Tak Mampu Bertahan
Peternakan ayam milik Hatta dikelola dengan sistem close house (CH), di mana ventilasi udara sepenuhnya mengandalkan blower. Sistem ini membuat peternakan lebih bersih dan ramah lingkungan, namun sangat bergantung pada pasokan listrik.
Pada hari pertama dan kedua pemadaman, ayam-ayam masih bisa bertahan berkat suplai dari genset. Namun, malapetaka terjadi pada hari ketiga. Sekitar pukul 15.00 WIB, genset mendadak mati karena tak sanggup menahan beban kerja yang terlalu lama.
“Begitu genset mati, blower langsung berhenti. Dalam hitungan jam, ayam mulai berguguran sampai habis semua,” kata Hatta dengan suara lirih.
Kesal pada PLN, Harap Ada Tanggung Jawab
Hatta mengaku sangat kecewa dengan pihak PLN. Menurutnya, tidak ada informasi yang jelas mengenai durasi pemadaman maupun upaya penanganannya.
“Kalau sejak awal ada kepastian, mungkin saya bisa mengambil langkah lain. Saya berharap PLN bertanggung jawab, karena kerugian yang saya alami tidak sedikit,” tegasnya.
Potret Duka Dunia Peternakan
Kerugian besar yang dialami Hatta bukan hanya soal uang, tetapi juga menjadi pukulan telak bagi dunia peternakan rakyat di Abdya. Ribuan ekor ayam yang semestinya bisa menjadi sumber pangan dan rezeki bagi banyak orang justru berakhir mati sia-sia.
Di halaman kandang, tumpukan bangkai ayam terlihat memutih, menyisakan pemandangan pilu. Tragedi ini menjadi pelajaran betapa rapuhnya sektor peternakan modern yang sangat bergantung pada kestabilan pasokan listrik. (*)