KETIK, KEDIRI – Pemerintah Kota Kediri mencatat capaian membanggakan dengan meraih kategori tinggi dalam Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) Tahun 2025. Kota Kediri memperoleh skor 55,38, lebih tinggi dibandingkan capaian Provinsi Jawa Timur sebesar 49,17 maupun rata-rata nasional yang berada di angka 44,53.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Kediri, Rony Yusianto, menjelaskan bahwa IMDI merupakan instrumen pengukuran tingkat pemerataan digitalisasi di suatu wilayah. Semakin tinggi nilai indeks, semakin baik tingkat literasi dan pemanfaatan teknologi digital oleh masyarakat.
“Keberhasilan Kota Kediri meraih kategori tinggi menunjukkan bahwa masyarakat sudah melek digital, termasuk dalam pemanfaatan teknologi informasi untuk kehidupan sehari-hari,” ujar Rony, Rabu, 24 Desember.
Berdasarkan keterangan di laman Kementerian Komunikasi dan Digital, IMDI mengukur kompetensi serta keterampilan masyarakat dalam menggunakan teknologi digital, baik untuk kebutuhan personal maupun pekerjaan. Pengukuran ini bertujuan memetakan tingkat literasi digital masyarakat, mendorong inklusivitas ekonomi digital, serta menjadi dasar perencanaan pengembangan sumber daya manusia digital hingga tingkat kabupaten dan kota.
Rony mengungkapkan, salah satu strategi utama yang dilakukan Diskominfo Kota Kediri adalah pemberdayaan Komunitas Informasi Masyarakat (KIM) sebagai ujung tombak literasi digital di tingkat kelurahan.
“Bersama KIM, kami aktif mendiseminasikan informasi dan teknologi, mulai dari pemanfaatan website pemerintah, optimalisasi aplikasi pelayanan kelurahan, hingga penggunaan media sosial resmi Pemkot Kediri,” jelasnya.
Selain itu, Diskominfo juga rutin menggelar berbagai workshop untuk meningkatkan kapasitas anggota KIM, di antaranya pelatihan penulisan berita, fotografi, serta penyajian produk jurnalistik yang lebih berkualitas. Menurut Rony, capaian IMDI Kota Kediri juga tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, baik institusi pemerintah maupun nonpemerintah.
“Capaian skor tinggi ini bersifat berkesinambungan. Digitalisasi perbankan, misalnya, mempermudah transaksi, sementara ketersediaan jaringan internet dari penyedia layanan memungkinkan masyarakat mengakses berbagai layanan digital,” terangnya.
Dalam konteks pelayanan publik, Rony menilai pemanfaatan teknologi digital mampu meningkatkan kualitas layanan yang lebih efektif dan efisien. Namun demikian, ia mengingatkan masyarakat agar tetap bijak dalam menggunakan teknologi.
“Setiap teknologi memiliki manfaat dan risiko. Kami berharap masyarakat dapat memanfaatkan teknologi informasi secara positif dan bertanggung jawab,” pungkasnya. (*)
