KETIK, BREBES – Pihak Bumdes Mekar Jaya Desa Padakaton Kecamatan Ketanggungan Kabupaten Brebes akhirnya menyerahkan 3 becak listrik bantuan Presiden Prabowo yang sempat ditahan dengan alasan kondusifitas.
"Alhamdulillah untuk ketiga becak listrik bantuan Pak Presiden sudah kami serahkan. Dan sudah dibawa pulang ke rumah masing-masing penerima," ujar Ketua BUMDes Mekar Jaya Desa Padakaton, Suherman, Jumat, 19 Desember 2025.
Sebelumnya viral 3 warga Desa Padakaton Kecamatan Ketanggungan Brebes penerima becak listrik bantuan presiden Prabowo harus kecewa lantaran becaknya diambil pengurus BUMDES dengan alasan dititipkan.
Penerima bantuan becak listrik ini merasa dimanfaatkan pihak Bumdes dengan dicatut namanya dalam mendapatkan bantuan becak listrik.
Ketua Bumdes Mekar Jaya, Suherman dikonfirmasi menyebut alasan becak listrik disimpan di gudang TPS 3R KSM Sejahtera Bersama mengaku hanya dititipkan sementara.
"Diterima Bumdes itu tidak. Saat ini posisinya ada di gedung TPS 3R karena lokasinya bisa untuk garasi, untuk transit sementara," kata Herman.
Suherman juga beralibi tidak diserahkan langsung kepenerim lantaran menghindari kecemburuan. "Banyak penarik becak di desa ini yang meminta agar didata sebagai penerima bantuan. Sehingga jika langsung diserahkan bisa menimbulkan kecemburuan,'' ujarnya.
Terkait pemilik dua orang penerima becak listrik yang bukan sebagai penarik becak, Suherman tidak menampik hal tersebut. Dia beralasan, permintaan data nama penerima datang secara mendadak dan mepet. Sehingga dia pun memutuskan mendaftarkan tiga nama itu termasuk pegawai Bumdes.
"Karena minta datanya mendadak dan mepet. Jadi tiga nama itu kami ajukan termasuk Sudrajat Bumdes," tegas Suherman. Ia juga mengaku telah koordinasi dengan pihak desa bukan keputusan pribadi.
Cerita Tukang Becak Penerima Bantuan
Awalnya Daklan (57) mengaku senang saat namanya disertakan sebagai penerima bantuan. Lalu dia didatangi oleh Suherman, Ketua Bumdes Mekar Jaya Padakaton dan ditawari sebagai penerima becak bantuan presiden.
"Saat itu didatangi Herman dan menawari bantuan becak listrik dari Presiden. Kemudian saya disuruh berangkat pelatihan pada 2 Desember. Waktu itu saya diberi uang Rp 100 ribu," Daklan mengawali cerita saat ditemui di rumahnya.
Daklan bersama 99 orang lainnya pada tanggal 7 Desember 2026 dipanggil ke pendopo Brebes untuk menerima becak listrik. Usai penyerahan, Daklan langsung balik dengan becak barunya itu.
"Habis dapat bantuan becak, saya pulang pakai becak itu. Tapi sesampai di Desa Jagalempeni Wanasari, saya dicegat oleh Herman dengan mobil bak terbuka. Di situ becak diangkut pakai mobil," tuturnya.
Hingga kejadian itu, Daklan masih menyangka akan memiliki becak listrik itu. Namun hingga sore, becak itu tak kunjung sampai ke rumah. Dia pun menanyakan perihal becaknua itu.
Dari situ dia mendapat jawaban, bahwa becak itu ditarik untuk Bumdes. Daklan mengaku, setelah mengetahui jawaban itu, diberi uang Rp50 ribu.
"Sehari setelah dari pendopo menerima becak, pegawai Bumdes datang dan menjelaskan becak itu suruh disimpan di gudang Bumdes. (Becak) Ini milik Bumdes katanya," ujar Daklan.
Sebagai penarik becak, dia mengaku kecewa karena namanya hanya dicatut untuk menerima bantuan. Apalagi dia sudah menjalani pelatihan dan menghadiri penyerahan becak di pendopo.
"Kalau tahu becak itu bukan untuk saya, saya tidak mau meskipun dikasih seratus ribu rupiah," keluhnya.
Penarik becak itu kemudian mengungkap, ada 3 orang dari Desa Padakaton yang mendapat bantuan ini.
Hanya saja, hanya dirinya yang benar-benar sebagai penarik becak. Sedangkan dua lainnya yakni Muhtadi (55) adalah seorang buruh dan Sudrajat (65) seorang karyawan Bumdes.
"Hanya saya yang tukang becak, lainnya bukan. Muhtadi itu buruh dan Sudrajat itu pegawai Bumdes yang menangani sampah," bebernya.(*)
