KETIK, HALMAHERA SELATAN – Di tengah riuhnya percakapan publik yang kerap dibumbui isu liar dan provokasi tak bertanggung jawab, Ketua Ikatan Keluarga Maluku (IKM) Kabupaten Halmahera Selatan, Soadri Ingratubun, tampil sebagai suara penyejuk.
Ia menyerukan agar 22 paguyuban dan masyarakat Halmahera Selatan (Halsel) secara umum menjaga kebersamaan serta tidak ikut terseret arus kegaduhan nasional maupun aksi-aksi di sejumlah daerah.
Soadri berbicara tenang dan sarat makna, dia menyulam kata-kata menjadi jaring pengingat bagi warga Halsel.
“Kita di Halmahera Selatan jangan pernah menggadaikan persaudaraan hanya karena bisikan isu yang tidak jelas asalnya. Jangan biarkan kita dipecah oleh provokasi yang hanya menguntungkan segelintir pihak,” ujarnya
Menurutnya, 22 paguyuban di Halsel bukan sekadar wadah silaturahmi, melainkan pilar sosial yang mempersatukan ragam identitas dalam satu ikatan kekeluargaan. Ia mengibaratkan paguyuban itu sebagai pilar rumah besar Halsel.
“Kalau satu pilar goyah, rumah ini bisa retak. Maka mari kita jaga agar tidak ada pilar yang rapuh oleh isu-isu murahan. Kita harus tetap berdiri kokoh sebagai keluarga besar,” katanya.
Soadri juga menyinggung situasi nasional yang belakangan diwarnai dengan aksi massa dan dinamika sosial. Namun, ia menegaskan bahwa masyarakat Halsel tak perlu ikut larut dalam pusaran tersebut.
“Kalau ada rumah tetangga yang sedang gaduh, jangan kita ikut ribut. Lebih baik kita rawat halaman sendiri, sirami bunga persaudaraan yang sudah tumbuh lama di sini,” tuturnya.
Ia mengingatkan, arus informasi di era digital memang deras dan sering kali dipelintir untuk memancing emosi. Namun warga Halsel diminta tetap waspada dan menjaga kesejukan hati.
“Jangan terpancing dengan kabar yang datang tanpa wajah. Jangan biarkan jari kita di media sosial menjadi alat perpecahan. Lebih baik kita gunakan untuk menyebarkan kedamaian,” kata Komjen Soadri sapaan akrab Soadri Ingratubun.
Ia menutup pesannya dengan penegasan bahwa Halsel harus tetap menjadi rumah yang nyaman bagi semua warganya.
“Persatuan ini adalah nafas bersama. Kalau nafas itu putus, kita tidak bisa hidup sebagai satu keluarga. Karena itu, mari kita jaga kebersamaan ini, bukan hanya untuk hari ini, tapi untuk generasi yang akan datang,” tandasnya.
