KETIK, SURABAYA – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa membuka Perkemahan Akhir Tahun Ajaran Cinta Alam Indonesia (Permata CAI) ke-46 yang digelar DPW LDII Provinsi Jatim di Bumi Perkemahan Kosambiwojo, Wonosalam, Kabupaten Jombang, Senin 30 Juni 2025.
Khofifah menyampaikan, Permata CAI memiliki nilai strategis dalam membangun fondasi karakter bangsa sejak usia muda. Karena kegiatan ini aktif memberikan pembinaan generasi muda mengintegrasikan nilai keislaman, kebangsaan, dan kepemimpinan dalam satu tarikan nafas.
“Perkemahan ini bukan sekadar ajang berkumpul di alam terbuka. Ini adalah kawah candradimuka tempat anak-anak muda kita ditempa menjadi pribadi yang tangguh, bertanggung jawab dan Pancasilais,” ujar Khofifah.
Lanjut Khofifah, pentingnya cinta terhadap alam menjadi bagian dari pembentukan karakter generasi muda. Ini sejalan dengan pesan di Surat Ar-Rum ayat 41, bahwa kerusakan di darat dan di laut terjadi akibat ulah tangan manusia, agar manusia sadar dan kembali ke jalan yang benar.
“Ini menjadi landasan kuat bagaimana cinta alam bukan sekadar slogan, tapi menjadi ruh kegiatan Permata CAI,” jelasnya.
Di tengah tantangan zaman yang berubah cepat, pemuda harus memiliki pondasi moral dan spiritual yang kuat agar tidak mudah goyah oleh derasnya arus globalisasi dan disrupsi digital.
“Mereka belajar mandiri, disiplin, bekerja sama dan menyatu dengan alam. Nilai-nilai ini harus terus kita rawat, karena menjadi bekal utama dalam menjawab tantangan global tanpa kehilangan jati diri,” tegasnya.
Disampaikan, saat ini Jatim memiliki sekitar 8,7 juta pemuda atau 20,87 persen dari total populasi. Angka ini sangat signifikan dan menjadi potensi jika diarahkan secara tepat.
“Bonus demografi yang kita miliki akan menjadi berkah apabila pemudanya memiliki kualitas, daya saing, dan semangat juang. Tapi jika tidak, ia justru bisa menjadi beban. Maka investasi pada karakter dan kapasitas pemuda harus menjadi prioritas bersama,” jelasnya.
Nilai-nilai Pancasila sangat relevan untuk terus diinternalisasi dan diwujudkan dalam perilaku keseharian pemuda. Gotong royong, toleransi, cinta tanah air, serta keadilan sosial adalah nilai-nilai yang harus menjadi orientasi hidup anak muda masa kini.
Ia juga mengaitkan nilai-nilai tersebut dengan upaya global dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Ketika dunia berbicara tentang climate change dan global warming, maka Permata CAI menjadi jawaban lokal dari gerakan cinta alam Indonesia secara nyata.
Khofifah kemudian mengutip pemikiran Bung Karno tentang pentingnya investasi dalam pembangunan bangsa. Menurut Bung Karno, bangsa ini tengah berada dalam fase investment, yakni investasi keterampilan (human skill), investasi material, dan yang paling penting adalah mental investment.
“Tanpa kekayaan mental, maka keterampilan dan kekayaan material hanya akan melanggengkan perbudakan,” ujarnya.
Ditekankan, Akhlaqul Karimah adalah inti dari investasi mental yang harus ditanamkan dalam jiwa para pemuda.
“Tri sukses yang digelorakan dalam Permata CAI ini sejalan dengan nilai-nilai mental investment Bung Karno. Maka membangun Akhlaqul Karimah, menjadi insan yang Alim, Faqih, dan mandiri adalah indikator kesuksesan sejati dari Permata CAI,” pungkasnya.
Sebagai informasi, kegiatan ini diikuti oleh ribuan pemuda LDII dari seluruh Indonesia yang antusias mengikuti rangkaian pembinaan, pelatihan, dan penguatan karakter selama perkemahan berlangsung maupun di 375 titik yang mengikuti secara daring.
Pada kegiatan ini Gubernur Khofifah menyerahkan secara simbolis sebanyak 500 paket sembako kepada masyarakat di sekitar lokasi perkemahan, sebagai bentuk kepedulian sosial dan mempererat hubungan antara peserta perkemahan dan warga sekitar sebagai bagian dari semangat gotong royong dan kebersamaan. (*)