KETIK, SURABAYA – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat memperkuat ketahanan keluarga demi mewujudkan Indonesia Maju.
Ajakan ini disampaikan di peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang jatuh hari ini, Minggu 29 Juni 2025 dan sejalan dengan tema Harganas 2025, “Dari Keluarga untuk Indonesia Maju”.
"Keluarga yang kuat dan harmonis memberikan landasan yang kokoh dalam pembangunan manusia yang berkelanjutan. Utamanya dalam melahirkan generasi emas dalam mendukung Indonesia Maju," ujarnya.
Gubernur perempuan pertama di Provinsi Jatim ini menekankan keluarga yang kuat menjadi pondasi penting dalam mendukung arah pembangunan jangka panjang nasional khususnya dalam meningkatkan sumber daya manusia yang sejahtera, adaptif, berakhlak mulia, berbudaya maju, unggul dan berdaya saing.
Ini sesuai dengan prioritas nasional dalam RPJMN 2025-2029. Menurut Khofifah, pembangunan karakter bangsa dimulai dari pembangunan karakter individu, yang terbentuk pertama kali di lingkungan keluarga. Oleh sebab itu, ketahanan keluarga menjadi kunci untuk membentuk masyarakat yang tangguh, produktif, dan sejahtera.
“Keluarga yang mampu membangun komunikasi, menjaga kehangatan, serta memiliki nilai-nilai kebersamaan akan lebih siap menghadapi tantangan zaman. Inilah basis ketahanan sosial kita,” katanya.
Khofifah menambahkan, membangun ketahanan keluarga yang kokoh dan berkelanjutan, maka dapat menciptakan fondasi yang kuat untuk mencapai Indonesia Maju.
“Hal ini tidak hanya mencakup aspek ekonomi dan politik, tetapi juga kesejahteraan dan kebahagiaan setiap individu dan keluarga di seluruh nusantara,” tegasnya.
Mengacu Undang-undang No. 52 tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga pada pasal 47, pemerintah dan daerah dalam menetapkan kebijakan pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan sehingga dapat mendukung keluarga melaksanakan 8 fungsinya.
"Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang memiliki peran fundamental dalam mencetak generasi untuk masa depan bangsa," terangnya.
Fungsi keluarga harus dijalankan oleh masing-masing keluarga antara lain fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi serta pembinaan lingkungan.
"Penerapan fungsi ini bertujuan agar keluarga dapat membentuk pribadi yang baik, mandiri, dan bahagia," sebutnya.
Khofifah menyampaikan bahwa keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang diantara anggotanya mampu berkomunikasi efektif, saling mendukung dan terikat secara emosional.
Selain itu, juga mampu mengelola dan menangani konflik dengan sehat tanpa menimbulkan perpecahan, mampu menyeimbangkan pekerjaan dan keluarga, memiliki komitmen untuk meningkatkan pendidikan dan pengembangan anggota keluarga.
"Nilai-nilai ini akan membentuk pribadi-pribadi yang mampu beradaptasi tangguh di lingkungan masyarakat," ucapnya.
Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat memiliki peran penting dalam membentuk identitas seseorang untuk mewariskan nilai yang dianut dari generasi ke generasi. Namun di sisi lain di era saat ini keluarga mengalami kompleksitas seperti adanya digitalisasi, tekanan ekonomi, dan disrupsi nilai sosial.
"Oleh sebab itu dibutuhkan penyesuaian dalam pola pengasuhan dimana peran mengasuh anak tidak hanya dibebankan kepada perempuan dan peran pencari nafkah tidak semata-mata dibebankan kepada laki-laki, tetapi kolaborasi dari masing-masing peran ayah dan ibu di rumah," tegasnya.
"Peran ayah semakin penting sebagai penyeimbang dalam pengasuhan serta pembentukan karakter anak," imbuhnya.
Khofifah optimistis keluarga berkualitas sangat berperan mewujudkan visi Indonesia Maju, yang menargetkan menjadi negara maju, berdaulat, mandiri, dan berkeadilan.
"Anggota keluarga yang sehat secara emosional dan mental dapat berkontribusi secara maksimal terhadap pembangunan ekonomi dan sosial Indonesia," ucapnya.
“Keluarga yang memprioritaskan pendidikan dan pengembangan keterampilan akan menghasilkan generasi muda yang terampil, cerdas, dan siap bersaing di tingkat nasional maupun pasar global,” imbuhnya.
Khofifah juga menekankan, membangun keluarga berkualitas akan menciptakan lingkungan sosial yang aman, stabil, dan mendukung kesejahteraan psikologis, khususnya bagi tumbuh kembang anak-anak.
“Keluarga yang kuat dan berkualitas akan memberikan perlindungan dan kestabilan yang esensial, terutama untuk perkembangan anak dan ketahanan mentalnya,” katanya.
Disampaikan, keluarga berkualitas dapat membentuk pribadi yang memiliki kepercayaan diri dan harga diri, berketerampilan, tangguh secara emosional dan fisik, serta mampu membangun hubungan yang kuat dan langgeng. Dan itu akan berkontribusi dalam pembentukan karakter setiap anggota keluarga.
"Keluarga berkualitas dapat menjadi fondasi yang kuat untuk membangun generasi yang sehat, cerdas, dan berkarakter," pungkasnya. (*)