KETIK, BONDOWOSO – Sidang Senat Terbuka IV Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah (STIS) Darul Falah Bondowoso Tahun 2025 menjadi momentum penting dalam perjalanan pendidikan Islam di Kabupaten Bondowoso.
Agenda tersebut tidak hanya mengesahkan kelulusan para wisudawan dan wisudawati, tetapi juga menandai resmi beralihnya STIS Darul Falah menjadi Institut Agama Islam (IAI) Darul Falah Bondowoso.
Perubahan status kelembagaan itu ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 1800 Tahun 2025.
Penyerahan keputusan dilakukan secara langsung oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Prof. Dr. M. Arskal Salim, GP, M.Ag., dalam suasana yang penuh khidmat dan rasa syukur.
Wakil Bupati Bondowoso dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas capaian besar yang diraih STIS Darul Falah. Ia menilai alih bentuk menjadi institut merupakan tonggak bersejarah sekaligus langkah strategis untuk memperkuat eksistensi dan kontribusi pendidikan Islam di daerah, Sabtu, 13 Desember 2025.
“Perubahan status tersebut tidak sekadar pergantian nama lembaga, melainkan mengandung amanah besar untuk meningkatkan mutu akademik, memperluas cakupan pengembangan keilmuan, serta menghadirkan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat," ujarnya
Pada kesempatan yang sama, Wakil Bupati juga menyampaikan ucapan selamat kepada para wisudawan dan wisudawati. Ia menegaskan bahwa wisuda merupakan titik awal pengabdian dan tanggung jawab moral dalam mengamalkan ilmu bagi kemaslahatan umat dan bangsa.
“Pemerintah Kabupaten Bondowoso, lanjutnya, berkomitmen terus memperkuat sinergi dengan perguruan tinggi dan pesantren guna mencetak sumber daya manusia yang berakhlak, kompetitif, dan siap menghadapi tantangan masa depan.” Imbuhnya
Sidang Senat Terbuka tersebut juga dirangkaikan dengan orasi ilmiah yang disampaikan Koordinator Kopertais Wilayah IV Surabaya, Prof. Akhmad Muzakki, M.Ag., Grad.Dip SEA, M.Phil., Ph.D.
Ia menekankan pentingnya transformasi perguruan tinggi keagamaan Islam agar mampu merespons dinamika global tanpa kehilangan jati diri keislaman dan keindonesiaan.
Sementara itu, Rektor STIS Darul Falah Bondowoso, Sutriyono, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung proses alih bentuk hingga terwujudnya IAI Darul Falah Bondowoso.
Menurutnya, transformasi tersebut merupakan hasil kerja kolektif yang melibatkan yayasan, sivitas akademika, alumni, serta dukungan pemerintah daerah dan Kementerian Agama RI.
“Perubahan status ini bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari tanggung jawab yang lebih besar dalam memperkuat tata kelola kelembagaan, kualitas akademik, riset, dan pengabdian kepada masyarakat," katanya
Dengan status baru sebagai institut, IAI Darul Falah Bondowoso berkomitmen mengembangkan keilmuan Islam yang integratif, moderat, dan relevan dengan tuntutan zaman, sekaligus memperluas jejaring kerja sama dan kontribusi sosial.
Menutup sambutannya, Rektor berpesan kepada para wisudawan agar senantiasa menjaga nama baik almamater dan menjadikan ilmu yang diperoleh sebagai bekal pengabdian. Ia berharap kehadiran IAI Darul Falah Bondowoso mampu menghadirkan manfaat luas dan keberkahan bagi umat, daerah, dan bangsa.(*)
