KETIK, SURABAYA – Pemerintah Provinsi Jawa Timur, meraih penghargaan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) atas pemetaan talenta PNS dan CPNS melalui sistem berbasis Artificial Intelligence (AI).
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Direktur Operasional MURI Yusuf Ngaderi ke Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Penyerahan ini bertepatan dengan Upacara Peringatan HUT ke-54 KORPRI 2025 di Halaman Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin minggu lalu.
Piagam MURI bernomor 12532/R.MURI/XI/2025 dan 12533/R.MURI/XI/2025 itu menegaskan bahwa Jawa Timur menjadi provinsi pertama di Indonesia yang melakukan pemetaan talenta ASN secara masif, terukur, dan berbasis sistem.
Total ada jumlah 36.668 PNS dan CPNS Jawa Timur yang telah mengikuti pemetaan talenta. Jumlah terbesar yang pernah dicatat di Indonesia dan menjadi dasar penetapan rekor dunia tersebut.
Gubernur Khofifah menegaskan, keberhasilan meraih rekor dunia MURI ini merupakan buah dari pelaksanaan pemetaan talenta secara komprehensif oleh BKD Jawa Timur melalui UPT Pusat Penilaian Pegawai.
“Pemetaan ini kami lakukan bukan tidak hanya mengukur kompetensi, tetapi sekaligus pemetaan potensi dan Talent DNA, sehingga mampu menggambarkan kapasitas individual ASN secara menyeluruh,” tegas Gubernur Khofifah dikutip dari keterangan resmi.
Pemprov Jatim juga menggandeng Founder ESQ Leadership Center, Ary Ginanjar Agustian untuk mengembangkan pemetaan potensi berbasis Talent DNA. Hal ini sebagai bagian dari penguatan metodologi pemetaan.
Kolaborasi ini memastikan pemetaan potensi aparatur dilakukan secara lebih ilmiah terstandar, dan mampu menangkap karakter dasar serta kecenderungan talenta setiap ASN secara lebih presisi.
Gubernur Khofifah melanjutkan, pemetaan dilakukan menggunakan metode assessment center, CAT kompetensi, analisis formasi, serta instrumen Talenta DNA yang kini terintegrasi dengan sistem manajemen talenta ASN Jawa Timur.
Semua proses ini, mencakup PNS maupun CPNS lintas perangkat daerah dan berbagai jenjang jabatan.
“Rekor MURI ini bukan semata penghargaan, tetapi penanda bahwa reformasi birokrasi di Jawa Timur berjalan dengan strategi yang jelas, terukur, dan berdampak. Kita ingin birokrasi Jatim sejajar dengan standar global, dan pemetaan talenta adalah pintu masuknya,” tegas Gubernur Khofifah.
Data pemetaan menunjukkan bahwa implementasi dilakukan secara menyeluruh di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. UPT Penilaian Pegawai melaksanakan asesmen simultan bagi jabatan pelaksana, fungsional, dan administrator. Integrasi hasil pemetaan potensi, kompetensi, dan Talent DNA menjadikan Jatim sebagai daerah dengan cakupan manajemen talenta ASN terbesar saat ini.
Sebagai provinsi dengan jumlah pegawai besar, pemetaan talenta Jatim memperlihatkan sebaran kebutuhan ASN yang nyata dan detail. Dari data portal pemetaan BKD Jatim, beberapa instansi menjadi kontributor terbesar.
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur tercatat memiliki 5.864 ASN terpetakan, menjadi instansi dengan jumlah pegawai terbanyak di lingkup Pemprov Jatim. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur mencatat 1.545 ASN dari kebutuhan formasi ideal 4.220, menunjukkan masih adanya gap besar dan pentingnya pemetaan untuk penyusunan formasi CPNS/PPPK.
Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur menyumbang 437 ASN dari formasi ideal 779, sedangkan Sekretariat DPRD Jatim sebanyak 119 ASN dari formasi ideal 190.
Secara keseluruhan, Pemprov Jatim memiliki 86.749 pegawai, terdiri atas 38.106 PNS dan 20.137 PPPK, sebagaimana dilaporkan berbagai sumber resmi nasional.
“Dengan pemetaan yang presisi, termasuk pemetaan potensi dan Talent DNA, kita bisa mengetahui di mana kekurangan tenaga kesehatan, di mana kelebihan jabatan tertentu, dan bagaimana menempatkan talenta terbaik di posisi paling strategis.
Ini menjadi dasar penting untuk perencanaan kebutuhan ASN Jatim di 2026 dan seterusnya,” kata Khofifah.
Gubernur Khofifah menegaskan bahwa pemetaan talenta merupakan bagian dari strategi besar Pemprov Jatim untuk memperkuat manajemen talenta ASN, memastikan birokrasi berjalan dengan profesionalitas tinggi, serta menyiapkan aparatur adaptif dalam menghadapi transformasi layanan publik.
“Kami ingin birokrasi yang gesit, kompeten, dan adaptif bukan hanya memenuhi jumlah, tetapi memenuhi kualitas. Setiap ASN harus tahu posisi, peran, dan potensi dirinya dalam mendukung agenda pembangunan Jatim,” ujarnya.
Ia menyampaikan apresiasi kepada BKD Jatim, UPT Penilaian Pegawai, seluruh perangkat daerah, serta pemerintah kabupaten/kota yang ikut menjalankan pemetaan ASN secara serentak dan sistematis.
Pemetaan talenta di Jawa Timur bukan hanya kegiatan administratif, tetapi menjadi bagian dari gerakan besar membangun SDM aparatur dari hulu ke hilir: mulai dari identifikasi kompetensi, pemetaan potensi, pemetaan formasi, penempatan talenta berbasis Talent DNA, hingga pengembangan karier berbasis merit.
“Jawa Timur berkomitmen menjadi penjalin sinergi manajemen talenta ASN di Indonesia, dari hulu ke hilir. Pemetaan masif ini akan menjadi standar baru bagi reformasi birokrasi yang modern dan berkelas dunia,” pungkasnya.
Dengan capaian rekor dunia MURI ini, Jawa Timur kembali menunjukkan kepemimpinan nasional dalam inovasi, reformasi birokrasi, serta penguatan kualitas aparatur.
Pemprov Jatim menargetkan pemetaan berbasis data ini terus diperluas, termasuk untuk prediksi kebutuhan talenta di sektor kesehatan, pendidikan, digitalisasi layanan publik, dan pengembangan wilayah. (*)
