Jurus Khofifah ‘Gerakkan’ Warga Jatim di NTT: Guyub Rukun Jadi Kunci Ekonomi Makin Moncer!

7 November 2025 09:45 7 Nov 2025 09:45

Thumbnail Jurus Khofifah ‘Gerakkan’ Warga Jatim di NTT: Guyub Rukun Jadi Kunci Ekonomi Makin Moncer!
Gubernur Khofifah dan Wagub Johni sapa masyarakat NTT asal Jatim, ajak guyub rukun perkuat sinergi ekonomi, di acara Silaturahim di Hotel Harper Kupang, Kamis 6/11/2025, malam (Foto: Biro Adpim Pemprov Jatim)

KETIK, SURABAYA Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengajak masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) asal Jawa Timur untuk terus menjaga semangat guyub rukun, persaudaraan, dan memperkuat sinergi ekonomi antarwilayah. Pesan ini disampaikannya saat Forum Silaturahim dengan Masyarakat NTT Asal Jawa Timur yang digelar di Hotel Harper Kupang, Kamis malam, 6 November 2025.

Khofifah menekankan, semangat guyub rukun menjadi kekuatan sosial yang dapat memperkokoh harmoni sekaligus mendorong kerja sama ekonomi antar daerah.

“Paguyuban masyarakat NTT asal Jawa Timur harus menjadi penguat dari seluruh proses pembangunan di NTT dan harus tetap guyub rukun. Karena ini memang identitas masyarakat Jawa Timur,” ujarnya.

"Oleh karena itu harus terus menjaga persatuan, persaudaraan, mempererat kolaborasi, dan juga harus menjadi bagian dari penguatan ekonomi daerah, khususnya di NTT," tambahnya. 

Khofifah menegaskan, persatuan tidak hanya dibangun melalui aktivitas ekonomi, tetapi juga lewat semangat saling memahami, menghormati, dan mempercayai satu sama lain.

“Kalau kita tidak pernah bertemu, sulit membangun kesepahaman. Dari mutual understanding akan tumbuh respect, dan dari situ lahir trust. Saat saling percaya, orang pun sulit memecah belah kita. Dari sinilah guyub rukun tumbuh,” ujarnya tegas.

Gubernur juga memberikan apresiasi kepada berbagai komunitas masyarakat asal Jawa Timur di NTT yang terus menjaga harmoni sosial sekaligus berperan aktif sebagai pelaku ekonomi produktif. Ia menekankan, kekuatan sosial dan spiritual merupakan modal sosial penting yang mendukung pertumbuhan ekonomi modern.

“Kita memiliki social capital yang luar biasa. Dalam pendekatan ekonomi modern, faktor social capital, seperti etnis, suku, asosiasi, bahkan spiritual capital dari majelis taklim menjadi penopang keteduhan, kedamaian yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Di forum ini, hadir perwakilan pelaku usaha, BUMD, OPD, ulama, pendeta, dan tokoh masyarakat. Ini kesempatan mempertemukan pikiran dan membangun kesepahaman bersama,” jelasnya.

Hubungan ekonomi antara Jatim dan NTT terus menunjukkan perkembangan yang positif. Dari total 46 kali Misi Dagang dan Investasi Jawa Timur, transaksi tertinggi tercatat di NTT dengan nilai mencapai Rp1,882 triliun.

“Artinya, kekuatan ekonomi antara Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur ini luar biasa. Banyak pelaku usaha dari Lamongan, Madura, hingga Banyuwangi yang aktif di sini, terutama di sektor kuliner. Ini bukti simbiosis antara penjual dan pembeli. Bumbunya masyarakat Lamongan ternyata cocok dengan selera masyarakat Kupang dan NTT,” ungkapnya.

Menutup sambutannya, Khofifah mengingatkan pentingnya nilai luhur Bhinneka Tunggal Ika sebagai dasar kebersamaan bangsa.

“Kita punya 714 suku dan lebih dari 10 ribu bahasa, tapi kita bisa rukun karena diikat oleh Pancasila. Maka bawalah semangat Jawa Timur ini sebagai air kehidupan yang mengaliri semangat kebersamaan dan persaudaraan. Dari Jawa Timur, kita membawa sasanti Bhinneka Tunggal Ika yang diikat oleh Pancasila,” tegasnya.

Senada dengan itu, Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma, menyampaikan apresiasi tinggi atas kontribusi masyarakat asal Jatim yang tinggal dan berwirausaha di NTT. Menurutnya, kehadiran masyarakat Jatim bukan hanya memperkuat ekonomi daerah, tetapi juga memperkokoh harmoni sosial, budaya, dan toleransi antarumat beragama.

“Persaudaraan ini merajut kebersamaan dan keharmonisan. Masyarakat asal Jatim di NTT menjadi motivator bagi masyarakat lokal untuk terus bergerak maju,” katanya.

Wagub Johni menambahkan, kebersamaan dan toleransi yang terjalin antara warga NTT dan Jatim ini menjadi wujud nyata semangat Nusa Terindah Toleransi.

“NTT ini pantas disebut Nusa Terindah Toleransi. Semangat inilah yang terus kita bangun bersama,” pungkasnya.

Ketua Paguyuban Masyarakat NTT asal Jatim, Poeji Watono, juga menyampaikan apresiasi atas kehadiran Gubernur Khofifah yang dinilainya membawa semangat baru bagi warga Jatim di perantauan.

“Kami sangat berterima kasih atas kehadiran Ibu Gubernur Khofifah. Beliau bukan hanya pemimpin, tetapi juga sosok ibu yang meneguhkan semangat guyub rukun di mana pun warga Jatim berada,” katanya.

Forum silaturahmi menjadi wadah memperkuat kebersamaan sekaligus membuka ruang kerja sama ekonomi antara Jatim dan NTT.

“Kami ingin terus berkontribusi bagi pembangunan NTT, sembari menjaga semangat kerukunan dan gotong royong khas Jatim,” pungkasnya.

Di kesempatan itu, Khofifah juga menyerahkan bantuan tali asih kepada paguyuban masyarakat NTT asal Jatim sebesar Rp50 juta.

Hadir dalam kesempatan tersebut antara lain Wagub NTT Johanis Asadoma, Anggota Komisi B DPRD Jatim Nafif Laha, Kepala OJK Jatim Yunita Linda Sari, dan Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo. Acara ini juga diikuti unsur perangkat daerah dari kedua provinsi serta berbagai asosiasi pelaku usaha, seperti KADIN Jatim, IWAPI Jatim, HKTI Jatim, FORKAS Jatim, APINDO Jatim, HIPMI Jatim, REI Jatim, HKI Jatim, dan HIMKI Jatim.(*)

Tombol Google News

Tags:

Gubernur Jawa Timur Masyarakat NTT Asal Jatim Ajak Guyub Rukun Perkuat Sinergi Ekonomi Antarwilayah