KETIK, SURABAYA – Dunia hiburan Hollywood tengah ramai memperbincangkan kehadiran sosok baru bernama Tilly Norwood. Bukan manusia sungguhan, Tilly adalah aktris virtual pertama yang sepenuhnya diciptakan dengan teknologi Artificial Intelligence (AI). Kehadirannya memicu pro dan kontra, terutama karena dianggap bisa menjadi ancaman bagi eksistensi aktor dan aktris di dunia nyata.
Siapa Tilly Norwood?
Tilly Norwood pertama kali diperkenalkan lewat sketsa komedi berjudul AI Commissioner. Ia kemudian debut secara resmi di ajang Zurich Film Festival 2025 melalui sesi Zurich Summit. Sosok ini dikembangkan oleh Xicoia, sebuah studio bakat AI yang didirikan oleh aktris sekaligus inovator teknologi, Eline Van der Velden.
Menurut Van der Velden, tujuan utama penciptaan Tilly adalah untuk mempromosikan talenta digital di industri film dan televisi. Ia bahkan menyebut Tilly berpotensi menjadi “the next Scarlett Johansson atau Natalie Portman.”
Menariknya, Tilly Norwood juga memiliki akun Instagram resmi @tillynorwood. Berdasarkan pantauan Ketik.co.id pada Kamis, 2 Oktober 2025, Tilly memiliki lebih dari 45 ribu pengikut dengan jumlah postingan 15. Beberapa unggahannya menampilkan aktivitas layaknya selebriti sungguhan. Namun, semua konten tersebut sepenuhnya hasil buatan AI.
Bagaimana Tilly Norwood Dibuat?
Pembuatan Tilly Norwood memanfaatkan teknologi avatar dan mesin kepribadian bernama DeepFame. Teknologi ini memungkinkan karakter AI memiliki latar belakang cerita, suara, hingga perkembangan kepribadian yang bisa beradaptasi dengan tren secara real time.
Tilly tidak hanya tampil sebagai wajah statis, melainkan dirancang agar bisa berinteraksi, merespons, dan berkembang layaknya manusia. Proses kreatif ini tetap melibatkan pengawasan manusia agar karakternya relevan, aman secara budaya, dan sesuai dengan nilai industri hiburan.
Menuai Pro dan Kontra
Meski inovatif, kehadiran Tilly Norwood memicu kritik tajam di Hollywood. Sejumlah aktris, termasuk Melissa Barrera, menilai Tilly sebagai ancaman nyata bagi pekerja seni.
Beberapa kritikus juga menyoroti persoalan etika, seperti kemungkinan penggunaan wajah manusia nyata tanpa izin dalam proses penciptaan karakter. Aktris Mara Wilson bahkan memperingatkan tentang isu hak cipta dan privasi.
Selain itu, banyak yang menganggap penampilan Tilly masih memunculkan kesan “uncanny valley”, yakni efek ketika wajah AI terlihat hampir mirip manusia tetapi tetap terasa aneh atau tidak natural dalam ekspresi dan gerakannya.
Aktris AI, Tren Baru atau Ancaman?
Kehadiran Tilly Norwood membuka babak baru dalam dunia hiburan. Di satu sisi, inovasi ini dinilai mampu memperluas kreativitas industri film. Namun di sisi lain, muncul kekhawatiran bahwa aktris virtual seperti Tilly bisa menggeser peran aktor manusia.
Debut Tilly Norwood membuktikan bahwa teknologi AI semakin melekat dalam industri hiburan. Kini pertanyaannya, apakah publik akan menerima aktris buatan AI sebagai bagian dari masa depan perfilman, atau justru menolaknya karena dianggap mengancam eksistensi aktor sungguhan?
Untuk saat ini, satu hal yang pasti, Tilly Norwood telah sukses menarik perhatian dunia dan menjadi bahan perdebatan panas di Hollywood. (*)
