KETIK, SURABAYA – Film drama Indonesia Tukar Takdir resmi tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai hari ini, Kamis, 2 Oktober 2025. Film yang disutradarai Mouly Surya ini merupakan adaptasi dari novel laris karya Valiant Budi (Vabyo), penulis yang dikenal lewat karya-karya emosional dan penuh renungan.
Kehadiran Tukar Takdir langsung mencuri perhatian karena menghadirkan deretan aktor papan atas seperti Nicholas Saputra, Marsha Timothy, dan Adhisty Zara. Tidak hanya itu, film ini juga menghadirkan para pemain senior seperti Meriam Bellina, Marcella Zalianty, hingga Teddy Syach yang memperkuat sisi emosional cerita.
Sinopsis Tukar Takdir
Tukar Takdir mengangkat kisah tentang Rawa (Nicholas Saputra), seorang pria yang secara tidak sengaja selamat dari kecelakaan pesawat. Dalam tragedi itu, seluruh penumpang kehilangan nyawa, kecuali dirinya. Alih-alih merasa lega, Rawa justru diliputi rasa bersalah mendalam.
Kehidupannya semakin berat ketika ia mengetahui bahwa kursi yang ia duduki seharusnya milik Raldi (Teddy Syach), suami dari Dita (Marsha Timothy). Raldi meninggal dalam kecelakaan tersebut, meninggalkan Dita yang larut dalam duka mendalam.
Di sisi lain, Zahra (Adhisty Zara), putri dari pilot pesawat yang menjadi korban, juga berjuang menghadapi trauma dan kehilangan. Dari titik inilah perjalanan emosional ketiga tokoh dimulai. Mereka saling terhubung oleh tragedi yang sama dan dipaksa menghadapi pertanyaan mendasar: bagaimana cara berdamai dengan takdir yang pahit?
Akting Para Pemeran
Nama besar Nicholas Saputra tentu menjadi salah satu daya tarik utama. Ia dipercaya mampu membawakan karakter Rawa yang penuh konflik batin. Sementara itu, Marsha Timothy tampil sebagai Dita, seorang istri yang kehilangan suami dan harus menemukan jalan untuk bangkit.
Adhisty Zara hadir sebagai Zahra, mewakili generasi muda yang harus menghadapi trauma besar. Kombinasi para aktor dan aktris ini semakin diperkuat dengan kehadiran Meriam Bellina, Marcella Zalianty, Roy Sungkono, Ariyo Wahab, hingga Tora Sudiro yang membuat dinamika cerita semakin kaya.
Sentuhan Mouly Surya
Sutradara Mouly Surya, yang sebelumnya sukses dengan Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak, kembali menampilkan sentuhan khasnya. Ia membawa Tukar Takdir bukan sekadar sebagai drama tragedi, tetapi juga refleksi tentang bagaimana manusia memandang takdir dan pilihan hidup.
Poster resmi film yang menampilkan nuansa misterius juga mempertegas atmosfer emosional yang akan disuguhkan. Dengan durasi 107 menit, Tukar Takdir digadang-gadang mampu membuat penonton larut dalam setiap adegan.
Adaptasi Novel Laris
Novel Tukar Takdir karya Valiant Budi (Vabyo) menjadi salah satu buku yang banyak menuai pujian karena kedalaman ceritanya. Adaptasi ke layar lebar ini diharapkan bisa menghadirkan pengalaman berbeda bagi pembaca sekaligus memperluas jangkauan cerita ke penonton bioskop.
Dengan sentuhan sinematik, penonton akan disuguhkan visual yang mampu mempertegas konflik batin para tokoh. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa film ini banyak ditunggu-tunggu.
Film yang Ditunggu Tahun Ini
Diproduksi oleh Starvision, Cinesurya, dan Legacy Pictures, Tukar Takdir sudah ramai diperbincangkan sejak pengumuman produksinya. Kehadiran film ini menambah daftar panjang karya adaptasi novel Indonesia yang sukses diangkat ke layar lebar.
Bagi pecinta drama emosional, film ini menawarkan kisah tentang kehilangan, trauma, dan usaha manusia untuk bangkit. Pesan moral yang tersirat: dalam situasi terburuk sekalipun, ada kekuatan untuk melanjutkan hidup.
Tayang Mulai Hari Ini
Dengan jadwal tayang mulai hari ini, Tukar Takdir dapat disaksikan di jaringan bioskop besar seperti Cinema XXI, CGV, hingga Cinepolis. Pemesanan tiket juga sudah tersedia melalui platform daring, sehingga penonton bisa langsung memilih jadwal sesuai keinginan.
Film ini diprediksi menjadi salah satu tontonan paling berkesan tahun 2025. Selain karena jalan ceritanya yang penuh emosi, kehadiran deretan aktor ternama serta arahan Mouly Surya membuat Tukar Takdir layak menjadi film yang wajib ditonton.
Tukar Takdir bukan sekadar tontonan hiburan, melainkan pengalaman sinematik yang mengajak penonton merenung. Bagaimana jika kita berada di posisi Rawa, Dita, atau Zahra? Apakah kita mampu menerima takdir, atau justru berusaha melawannya?
