KETIK, MALANG – Nama Erni Qomaria Rida sudah tak asing di dunia pendidikan, khususnya di lingkungan madrasah Kota Malang. Kepala MTsN 1 Kota Malang itu dikenal lewat gaya kepemimpinan visioner yang mendorong siswa siap lulus dengan pengalaman dan deretan prestasi.
Perempuan asal Bojonegoro, Jawa Timur, ini menghabiskan 24 tahun kariernya mengajar di MAN 1 Kota Malang, bahkan sempat dipercaya sebagai Wakil Kepala bidang Humas.
Perjalanan karier Erni sebenarnya dimulai jauh lebih awal, tepat setelah ia lulus dari IAIN Malang pada 1992. Saat itu ia pertama kali mengajar Matematika di MAN 2 Bojonegoro, yang kala itu masih bernama PGA Bojonegoro.
Dua tahun kemudian, ia pindah ke MTsN Pohbaru sebelum akhirnya mengikuti suaminya bertugas di Kota Malang.
"Kemudian pada Maret 2023 saya dilantik jadi Kepala MTsN 1 Kota Malang. Saya belajar banyak dari senior-senior dan kepala sekolah pendahulu. Kalau di lingkungan baru pasti jelas ada banyak tantangan. Tetapi kan kita harus menyesuaikan," ujarnya, Selasa, 25 November 2025.
Memasuki lingkungan baru, ia memulainya dengan pendekatan observatif—mengamati, mendengar aspirasi warga madrasah, lalu bergerak bersama untuk menghadirkan layanan pendidikan terbaik bagi para siswa.
"Setelah ada ikatan kuat, baru kita mulai menata apa mau kita, harus punya inovasi apa. Saya yakin seluruh madrasah di Indonesia punya keinginan yang sama memberikan layanan kepada anak-anak agar berprestasi. Apabila layanan bagus, prestasinya juga bagus," lanjutnya.
Penjaringan siswa berprestasi dimulai dengan membagi mereka ke dalam Kelas Olimpiade dan Kelas Excellent. Kelas Olimpiade ditujukan bagi siswa yang memiliki potensi dan kapasitas untuk terjun ke berbagai kompetisi.
Hasilnya, MTsN 1 Kota Malang hampir tak pernah absen berada di posisi puncak setiap kejuaraan. Siswa-siswanya bahkan dikenal sebagai langganan emas olimpiade.
Pada Olimpiade Madrasah Indonesia (OMI) 2025, MTsN 1 Kota Malang kembali membuktikan kualitasnya dengan memborong sejumlah prestasi. Mulai Medali Emas IPS Terintegrasi, Medali Perunggu IPA Terintegrasi, Medali Perunggu Riset Keislaman dan Keilmuan, hingga penghargaan poster terbaik.
"Bahkan ada siswa dari kelas Olimpiade berhasil masuk program fully-funded belajar ke Singapura dan Malaysia. Bersaing dengan siswa dan mahasiswa dari UGM, UI, ITB, dan lainnya," lanjutnya.
Di tahun 2024 lalu, Erni juga menginisiasi Kelas Khusus Olahraga dan Kelas Khusus Seni. Kedua kelas peminatan tersebut untuk memberikan wadah bagi siswa yang ingin berprestasi di bidang non akademik.
Meskipun baru setahun dimulai, namun banyak siswa yang berminat mengasah keterampilannya di kedua bidang tersebut. Bahkan kerja sama dengan perguruan tinggi seperti UM, UIN Malang, dan UB juga telah dilakukan.
"Nanti kami 2026 masih punya inovasi satu lagi. Sekarang kan Artificial Intelligence sedang ramai diperbincangkan. Kami mensupport dari situ. Jadi kami mau melihat dulu potensinya," tegasnya.
