ASITA Dorong Pemerintah Aceh Buka Akses dan Kembangkan Objek Wisata Baru

18 November 2025 15:21 18 Nov 2025 15:21

Thumbnail ASITA Dorong Pemerintah Aceh Buka Akses dan Kembangkan Objek Wisata Baru
Ketua ASITA Aceh Miftahul Jannah, ST. (Foto: Zaelani Bako/Ketik.com)

KETIK, ACEH SINGKIL – Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Aceh mendesak Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk lebih agresif menghadirkan destinasi wisata baru. Ketua ASITA Aceh, Miftahul Jannah S.T., menilai Aceh memiliki potensi besar, tapi masih minim inovasi dalam pembukaan objek wisata baru.

“Pemerintah jangan hanya fokus merawat destinasi lama. Aceh butuh pembaruan supaya wisatawan terus kembali. Potensi kita besar, tapi tanpa inovasi akan stagnan,” kata Ita Thaib, sapaan akrab Miftahul Jannah S.T, Selasa, 18 November 2025.

ASITA mencatat banyak daerah masih berkutat pada perbaikan destinasi lama tanpa terobosan berarti. Salah satunya adalah Banda Aceh, yang disebut masih minim menghadirkan objek wisata baru,

Selain itu, masih ada kawasan lain yang memiliki potensi besar. Aceh Besar misalnya, punya Pulau Nasi, Pulau Breueh, dan Pulau Bunta, yang menawarkan pantai alami, spot selam, hingga situs sejarah seperti mercusuar Willem's Toren.

Sementara itu, daerah seperti Simeulue dinilai memiliki kekuatan budaya dan kearifan lokal, termasuk nilai Smong yang kini diwujudkan dalam Tugu Smong sebagai simbol edukasi kebencanaan. 

“Potensinya luar biasa. Kami berharap akses dibuka, infrastruktur diperbaiki, dan promosi diperkuat supaya bisa dikenal hingga nasional dan internasional,” tambah Ita.

Selain dorongan pengembangan destinasi, lanjut Ita, ASITA Aceh juga memperluas jejaring melalui kerja sama dengan SAFFTA Malaysia dalam Global Tabletop Networking untuk memperkenalkan pariwisata Aceh ke pasar global.

Ita menegaskan perlunya dukungan regulasi dan insentif dari pemerintah daerah agar pengembangan destinasi baru bisa berjalan nyata. Menurutnya, peningkatan akses transportasi, infrastruktur dasar, hingga sinergi antar-dinas menjadi kunci agar pariwisata Aceh berkembang lebih cepat.

“Kalau dukungan pemerintah kuat, Aceh bisa tampil sebagai destinasi unggulan yang membawa nilai edukatif, budaya, dan manfaat ekonomi bagi masyarakat,” ungkapnya.

Tombol Google News

Tags:

ASITA Aceh Aceh 2025 ita thaib Miftahul Jannah