Pemkot Surabaya Terjunkan Mobil Heavy Duty Rescue Bantu Evakuasi Korban Ambruknya Musala Al-Khoziny

30 September 2025 19:53 30 Sep 2025 19:53

Thumbnail Pemkot Surabaya Terjunkan Mobil Heavy Duty Rescue Bantu Evakuasi Korban Ambruknya Musala Al-Khoziny
Kondisi di luar Ponpes Al Khoziny petugas Satpol PP dan tim SAR gabungan terlihat masih melakukan evakuasi korban, Selasa, 30 September 2025. (Foto: Khaesar/Ketik)

KETIK, SURABAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya membantu proses evakuasi korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo.

Bantuan berupa satu unit mobil Heavy Duty Rescue (HRD) dan tenaga dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya telah diterjunkan ke lokasi untuk menolong santri yang terjebak di reruntuhan.

“Info awal itu begitu ada kejadian ambruknya di Pondok Pesantren Al-Khoziny itu, teman-teman dari Sidoarjo menghubungi kami untuk meminta bantuan. Setelah mendapat izin dari Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi tim Rescue Damkar Kota Surabaya langsung meluncur ke lokasi,” ujar Kepala DPKP Kota Surabaya, Laksita Rini Sevriani, Selasa, 30 September 2025.

Laksita Rini menjelaskan, satu Heavy Duty Rescue yang diterjunkan berisi peralatan penyelamatan lengkap. Peralatan dalam mobil tersebut, memiliki sekitar 19 kegunaan untuk penanganan bencana, evakuasi, hingga berkomunikasi dengan korban yang terjebak dalam reruntuhan.

"Semuanya perlengkapan, peralatannya sudah lengkap yang ada di dalam mobil itu. Baik untuk evakuasi, kemudian ada kamera, life detector yang berfungsi untuk mendeteksi keberadaan korban dengan menangkap suara detak jantung atau tanda-tanda kehidupan lainnya,”

Ia menambahkan, mobil Heavy Duty Rescue  juga dilengkapi dengan shot camera untuk mengetahui lokasi-lokasi yang tidak bisa dijangkau. Dengan stik kamera yang bisa dimasukkan melalui celah reruntuhan, tim bisa mendapatkan visualisasi untuk mendeteksi keberadaan korban yang mungkin masih hidup.

Ada pula peralatan penyangga atau penopang untuk menahan reruntuhan atau menopang agar memudahkan evakuasi korban yang terjepit.

“Dengan alat-alat tersebut, terbukti membantu dalam penemuan korban seperti santri bernama Yusuf dan Haikal,” ujar Laksita Rini.

Selain alat, DPKP Surabaya juga mengirimkan dua regu personel ke lokasi. Tim dan peralatan tersebut telah berada di lokasi sejak ada laporan kejadian dan masih melakukan proses evakuasi hingga hari ini. “Alat dan tim masih berada di lokasi untuk melakukan proses evakuasi, karena masih ada beberapa santri yang terjebak dalam reruntuhan,” tegasnya.

Mengenai data korban, Laksita Rini menyebutkan bahwa 28 santri atau korban di pondok pesantren tersebut merupakan warga Surabaya. "Infonya kalau dari Surabaya itu ada sekitar 28 orang. Kami terus berkoordinasi dengan tim di lapangan, baik dari provinsi maupun Basarnas untuk memberikan bantuan semaksimal mungkin,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala BPBD Surabaya, Irvan Widyanto mengatakan, dalam musibah ini turut menerjunkan tim. Irvan menyebutkan, BPBD Surabaya mengirimkan satu pleton tim rescue untuk melakukan penyelamatan korban yang tertimpa bangunan runtuh di Ponpes Al-Khoziny.

“Betul, kami kirim satu pleton tim rescue dan peralatan rescue. Peralatan tersebut diantaranya ada helm safety, alat pemotong besi, mesin penyangga hidrolis, lampu, dan jack hammer,” pungkas Irvan. (*)

Tombol Google News

Tags:

Ponpes Al Khoziny Ponpes ambruk kejadian di Sidoarjo sidoarjo Pemkot Surabaya Pemerintah Kota Surabaya