KONI Jatim Minta Cabor Genjot Pembinaan Berjenjang, Ini Alasannya

25 November 2025 19:02 25 Nov 2025 19:02

Thumbnail KONI Jatim Minta Cabor Genjot Pembinaan Berjenjang, Ini Alasannya
Kabid Binpres KONI Jatim, Dudi Harjantoro. (Foto: KONI Jatim)

KETIK, SURABAYA – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur, meminta kepada cabang olahraga (cabor) untuk melakukan pembinaan berjenjang terhadap para atletnya.

Salah satu cabor yang ingin ditingkatkan pembinaan oleh KONI Jawa Timur adalah beladiri. Langkah ini diambil untuk memastikan Jatim mampu memenuhi seluruh nomor pertandingan pada berbagai single even nasional maupun di Pekan Olahraga Nasional (PON) mendatang.

Desakan ada pembinaan berjenjang ini setelah PON Beladiri 2025 di Kudus, banyak nomor cabor yang dilepas karena hanya mengirim 79 atlet dari total 223 nomor yang dipertandingkan.

Kendati demikian, Jatim masih mampu membukukan pencapaian membanggakan dengan membawa pulang 62 medali yang terdiri dari 32 emas, 17 perak, dan 13 perunggu. 

Hasil itu, kata Kabid Binpres KONI Jatim, Dudi Harjantoro baru menggambarkan kemampuan maksimal dengan persiapan yang minim.

"Sudah kami evaluasi dan hasilnya mereka sudah berjuang maksimal. Namun, ke depan kami harus lebih siap menghadapi BK PON dan PON," katanya dikutip dari keterangan resmi.

Salah satu fokus utama pembenahan adalah memperkuat jumlah atlet di setiap cabor. Keterbatasan kuota pada PON Beladiri 2025 membuat Jatim tidak bisa mengikuti banyak nomor, namun beberapa cabor beladiri di Jatim juta sedikit memiliki atlet yang bisa bersaing, seperti Sambo dan Kempo.

Dua cabor itu hanya mengirimkan satu atlet. Kondisi ini menjadi catatan serius, terutama karena peta kekuatan nasional di cabang beladiri semakin merata.

Lanjut Dudi, jumlah atlet yang akan diberangkatkan ke PON selanjutnya dapat bertambah asalkan memiliki prestasi konsisten di berbagai kejuaraan.

“Melalui kejurnas nanti, kami akan melihat apakah sebuah cabor bisa menambah kelas atau tidak dalam menghadapi BK PON dan PON,” tuturnya.

Oleh karena itu, KONI Jatim meminta para pelatih segera menyusun program latihan jangka pendek dan menengah, termasuk peningkatan kondisi fisik atlet yang dinilai masih menjadi kekurangan utama.

Di tengah upaya Jatim memperkuat pembinaan, sejumlah provinsi lain kini menunjukkan perkembangan pesat di cabang beladiri. Hal ini menjadi tantangan tambahan bagi Jatim menjelang PON 2028.

Dengan peta kekuatan yang semakin kompetitif ini, Jatim dituntut tidak hanya mempertahankan kualitas atlet unggulan, tetapi juga memperluas basis atlet agar bisa bertarung di seluruh nomor pertandingan.

Beberapa atlet Jatim dipastikan masih memiliki peluang tampil pada PON 2028. Namun, Dudi menegaskan bahwa tidak ada jaminan mereka otomatis diberangkatkan. Setiap cabor diwajibkan menerapkan sistem promosi dan degradasi yang dipantau langsung oleh KONI Jatim.

“Semua harus bersaing secara sehat. Hanya atlet terbaik yang akan berangkat,” tegasnya.

KONI Jatim berharap pembenahan ini tidak hanya memperkuat persaingan internal, tetapi juga memastikan Jawa Timur tetap menjadi salah satu provinsi terkuat dalam cabang olahraga beladiri pada PON mendatang.(*)

Tombol Google News

Tags:

koni Koni Jatim pon beladiri cabor pon Dudi Harjantoro