KETIK, SLEMAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman terus menggalakkan upaya pencegahan dan penurunan angka stunting di wilayah tersebut. Salah satu wujudnya dengan memperkuat sinergi lintas sektor.
Melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB), Pemkab Sleman meluncurkan secara resmi Program Genting (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting) di Kapanewon Pakem, Kamis, 9 Oktober 2025.
Pada acara kick off yang diselenggarakan di Kantor Kalurahan Harjobinangun tersebut, Bank Syariah Indonesia (BSI) Maslahat turut menjadi mitra pertama yang memberikan bantuan nutrisi kepada Keluarga Berisiko Stunting (KRS). Keterlibatan pihak swasta dan komunitas menjadi kunci utama program ini.
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, menyampaikan apresiasi kepada BSI Maslahat dan menegaskan pentingnya kolaborasi dalam mencapai target penurunan stunting.
“Sinergi aktif ini diharapkan dapat mendorong keterlibatan dari seluruh lapisan masyarakat sebagai cerminan gotong royong dalam mengatasi stunting di Sleman,” ujar Danang.
Ia berharap keterlibatan BSI Maslahat dapat memotivasi instansi lain, komunitas, dan masyarakat untuk mendukung Program Genting, sehingga angka stunting di Sleman terus menurun dan terwujud generasi Sleman yang sehat, kuat, dan cerdas.
Program Genting di Kabupaten Sleman menargetkan 2.700 sasaran KRS pada tahun 2025. Hingga 7 Oktober 2025, program ini telah mencapai 51,6 persen dari sasaran, dengan total bantuan mencapai Rp 137.000.000 yang terkumpul dari 53 mitra yang telah terjalin dengan Pemkab Sleman.
Edukasi Keluarga Jadi Pangkal Penting
Direktur Pendayagunaan Lembaga Organisasi Kemasyarakatan Kemendukbangga BKKBN, Wahyuniati, yang turut hadir dalam kick off tersebut, menyebut Program Genting sebagai gagasan strategis untuk menekan angka stunting di Indonesia.
Ia menekankan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada pemahaman dan konsistensi seluruh pihak di lapangan.
“Pangkal paling ujung dari pencegahan stunting adalah keluarga, oleh karena itu edukasi kepada keluarga menjadi penting,” kata Wahyuniati.
Menurutnya, pemahaman yang baik akan pola asuh, gizi, dan lingkungan yang sehat merupakan pondasi utama untuk mencegah stunting sejak dini. Wahyuniati juga menyoroti bahwa kolaborasi lintas sektor dalam Program Genting merupakan faktor krusial.
Sinergi dan kerja sama seluruh elemen diharapkan menjadi langkah nyata yang memberikan manfaat luas bagi masyarakat, sekaligus mempercepat pencapaian penurunan angka stunting nasional.
Sementara itu, manfaat program ini dirasakan langsung oleh masyarakat. Istri Nurhayati, warga Kaliwanglu, Harjobinangun, menilai Program GENTING sangat membantu karena dampaknya terasa langsung pada Keluarga Berisiko Stunting (KRS).
"Melalui Program GENTING ini kita tidak hanya diberikan edukasi dan sosialisasi tentang pemberian makanan saja, tetapi juga diberikan langsung jenis makanan yang bergizi dan bernutrisi," tutupnya. (*)