KETIK, SURABAYA – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menegaskan diri sebagai kampus riset unggulan dengan mengelola dana penelitian lebih dari Rp200 miliar setiap tahun.
Dana jumbo ini bersumber dari internal kampus, kementerian, mitra industri, hingga mitra asing, dan diarahkan untuk mendukung riset kolaboratif yang memberi dampak nyata bagi masyarakat dan industri.
Rektor ITS, Prof. Bambang Pramujati, menegaskan bahwa strategi pengelolaan riset tidak berhenti pada publikasi, tetapi juga mengutamakan sinergi lintas disiplin.
“Kami mendorong dosen untuk berkolaborasi, tidak hanya antar laboratorium, tetapi juga antar departemen, lintas perguruan tinggi, baik dalam negeri maupun luar negeri. Riset dengan mitra kolaborasi bahkan mendapat prioritas pendanaan,” ujarnya ditulis pada Jumat 26 September 2025.
Setiap tahun, ITS menghasilkan lebih dari 2.000 publikasi terindeks global serta berbagai Hak Kekayaan Intelektual (HKI), sebagian di antaranya sudah dilisensikan dan dimanfaatkan industri.
“Hingga kini, tercatat 900 kerja sama industri aktif yang melibatkan ITS,” ungkap Prof. Bambang.
Besarnya dana riset ini juga menjadi penopang ITS untuk terus memperkuat ekosistem akademik.
Selain mendukung kolaborasi, pihak kampus juga serius mengantisipasi praktik publikasi di jurnal predator.
Melalui Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, dosen rutin dibekali panduan jurnal bereputasi agar kualitas publikasi tetap terjaga.
Ketua Forum Wakil Rektor Bidang Kerja Sama se-Indonesia, Puslan Haistawan, menilai langkah ITS menjadi contoh penting bagi kampus lain.
“Perguruan tinggi tidak boleh hanya mengandalkan UKT sebagai sumber pendapatan. Kolaborasi dengan industri harus diperkuat agar kampus lebih mandiri dan inovatif,” tegasnya.
Forum yang diikuti 54 peserta dari 32 perguruan tinggi ini membahas strategi memperkuat kolaborasi berkelanjutan, baik melalui PTNBH, BLU, maupun Satker.
“Hasil-hasil riset perguruan tinggi harus nyata memberi manfaat bagi masyarakat dan mampu mengantisipasi persoalan bangsa. Di sinilah pentingnya saling belajar dan berbagi strategi antar kampus,” tambah Puslan. (*)