KETIK, MALANG – Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang mendorong penerapan e-retribusi di pasar tradisional Kota Malang. Pasalnya, pasar-pasar di Kota Malang memiliki potensi besar dalam menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) Kota Malang.
Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi menjelaskan penerapan sistem e-retribusi dapat mengoptimalkan PAD Kota Malang. Namun apabila rencana tersebut diterapkan ke setiap pasar, maka harus dilengkapi dengan regulasi.
"Jadi salah satunya kan optimalisasi retribusi pasar. Kalau ini kita maksimalkan, kita harus membuat suatu regulasi dan berdiskusi bersama dengan institusi terkait tadi. Jadi kita sangat setuju dengan pendapat e-retribusi pasar," ujar Eko, Kamis 9 Oktober 2025.
Eko menjelaskan bahwa Pasar Klojen dan Pasar Oro-Oro Dowo telah menerapkan sistem e-retribusi. Namun menurutnya penerapan belum berjalan maksimal sehingga dibutuhkan kolaborasi dengan Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kota Malang, hingga perbankan.
"Sudah berjalan, cuma belum maksimal. Makanya ini perlu kolaborasi ya secara teknologi. Kolaborasi dari BKAD, Bank Jatim, sebagai penampung penerima retribusi," tegasnya.
Menurutnya, saat ini Pemkot Malang memiliki PR besar dalam edukasi dan juga sosialisasi kepada pedagang dan masyarakat. Terlebih memasuki era modern ini, masyarakat harus mulai terbiasa dengan digitalisasi sistem, termasuk e-retribusi.
"Tidak semua pedagang mau untuk dilakukan sistem digitalisasi, termasuk e-retribusi. Ini tugas Pemkot Malang untuk saling mengedukasi dan memberi pemahaman pentingnya digitalisasi karena kita sudah mengarah ke teknologi," pungkasnya.(*)
![Thumbnail Berita - [Foto] Kesibukan Sirkuit Mandalika Jelang MotoGP Indonesia 2025, Ada Patung Jokowi Tertutup Baliho](https://ketik.com/assets/upload/20251003055507img-17270.webp)
