KETIK, PACITAN – Perbaikan sejumlah sekolah negeri di Pacitan yang mengalami kerusakan akan mulai direalisasikan pada pertengahan Juli 2025.
Kepala Bidang Pembinaan SD Dinas Pendidikan (Dindik) Pacitan, Wahyono menyebutkan, anggaran dari APBD telah dialokasikan kisaran Rp2,3 miliar untuk proses perbaikan.
Wahyono menjelaskan hingga akhir Juni, proses pengadaan masih berjalan dan belum ada pembangunan fisik yang dimulai. Namun, rencananya pembangunan akan mulai dikerjakan pada pertengahan bulan depan.
“Tahun ini hingga akhir Juni kami masih proses pengadaannya, belum ada realisasi pembangunan. Nanti baru mulai pembangunan di pertengahan bulan Juli,” ujar Wahyono, Senin, 30 Juni 2025.
Secara keseluruhan, tercatat sekitar 50 sekolah dasar (SD) negeri dan 8 sekolah menengah pertama (SMP) negeri yang diusulkan untuk mendapat perbaikan.
Meski demikian, Wahyono memastikan proses belajar mengajar di semua sekolah tersebut masih berjalan normal dan aman.
“Insyaallah aman secara umum, bisa dilaksanakan pembelajaran dengan nyaman. Namun memang ada beberapa sekolah yang memerlukan penanganan karena kerusakan akibat usia bangunan maupun bencana,” tambahnya.
Beberapa sekolah yang mengalami kerusakan antara lain SMP 2 Arjosari yang mengalami kerusakan atap, serta SMP 3 Arjosari dan SMP 3 Tulakan yang mengalami kerusakan pada atap dan ruang perpustakaan.
Mayoritas kerusakan dikategorikan ringan hingga sedang.
Dindik Pacitan saat ini juga tengah mengupayakan bantuan tambahan dari pemerintah pusat.
Untuk tahun ini, sudah ada pra-perjanjian bantuan untuk SD sebanyak 8 sekolah, SMP 1 sekolah, dan TK 4 sekolah. Semua masih dalam proses kelengkapan administrasi.
Wahyono berharap pihak sekolah dapat melakukan pendataan kerusakan secara akurat dan aktif merawat bangunan untuk mencegah kerusakan makin meluas.
Kerusakan ringan seperti plafon lepas dan genteng rusak diimbau untuk segera ditangani dengan dana BOS atau dana operasional yang tersedia.
“Kalau kerusakan ringan dibiarkan, nanti biayanya bisa jauh lebih besar. Maka dari itu kami harap sekolah ikut menjaga bangunan secara mandiri,” pungkasnya.(*)