KETIK, BANTUL – Almira Zivara Ayukumala, murid SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul, yang akrab dipanggil Zivara merasakan pengalaman yang tak terlupakan ketika menjadi Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) dalam Upacara Detik-detik Proklamasi Hari Kemerdekaan RI ke-80.
Siswi kelas X (kelas 1 SMA) ini mengaku sangat bangga dan terhormat dapat menjadi bagian dari upacara yang sangat sakral tersebut.
"Saya merasa sangat bangga dan terhormat dapat menjadi Paskibra dalam upacara detik-detik proklamasi Kemerdekaan RI ke-80. Ini pengalaman berharga yang tak terlupakan bagi saya," kata pelajar berusia 15 tahun tersebut saat ditemui usai Upacara Bendera, Minggu 17 Agustus 2025.
Saat menjalankan tugas posisi Zivara masuk pasukan 8. Berada paling depan sebelah kanan berdampingan dengan pembawa Baki Bendera. (Foto: Fajar Rianto/Ketik)
Jebolan Peleton Inti (Tonti) Bhawara, SMP Negeri 8 Kota Yogyakarta ini menjelaskan meski baru jadi petugas upacara bendera di tingkat Kecamatan. Namun proses seleksi untuk menjadi Paskibra cukup ketat. Dirinya harus melalui serangkaian tes dan pelatihan untuk memastikan bahwa ia memiliki kemampuan dan kedisiplinan yang tinggi.
"Selain melalui tes fisik, tes pengetahuan, dan pelatihan kedisiplinan. Saya juga harus memastikan bahwa saya memiliki kemampuan melakukan tugas itu (Paskibra) dengan benar," jelas Zivara.
Usai lolos seleksi ia dan anggota Paskibra lainnya dengan rincian 50 orang merupakan siswa/siswi dari SMA 1 Negeri Kasihan (SMA Tirtonirmolo) Bantul. Serta sebanyak 25 orang merupakan siswa/siswi dari SMK N 3 Kasihan (SMSR) Bantul.
Tanpa kenal lelah, harus disiplin rela latihan rutin setiap hari, mulai pukul 07.00 WIB sampai kurang lebih pukul 17.00 WIB. Nonstop selama 18 hari dengan para pelatih dari unsur TNI dan para senior Tonti sekolah mereka.
Dalam upacara detik-detik proklamasi Kemerdekaan RI ke-80, di Lapangan Mandala Ekamatra, Kadipiro, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul. Paskibra membentuk formasi yang dikenal dengan sebutan 17-8-45. Zivara masuk dakam pasukan 8 (Pembawa bendera/inti).
Posisi pasukan 8 berada belakang pasukan 17. Kelompok ini berperan sebagai pasukan inti yang membawa dan mengibarkan Bendera Merah Putih. Angka 8 dipercaya sebagai simbol kekokohan dan kekuatan.
Namun dalam konteksnya pasukan 8 dipercaya melambangkan persatuan dan kekuatan bangsa.
Adapun posisi Zivara persis berada di sebelah kanan petugas pembawa Baki Bendera. Saat dimintai kesannya terkait posisinya ini, ia mengaku sangat tegang dan fokus ketika melakukan tugasnya tersebut.
Zivara bersama anggota Paskibra Kapanewon Kasihan 2025, foto bersama setelah sukses menjalankan tugasnya. (Foto: Fajar Rianto/Ketik)
"Saya sangat tegang dan fokus ketika menjelang pengibaran bendera merah putih. Sambil berbaris mendampingi pembawa baki, saya terus berdoa agar tidak ada kesalahan dan bendera dapat di kibar dengan benar," katanya.
Zivara berharap bahwa pengalaman ini dapat menjadi inspirasi bagi dirinya dan teman-temannya untuk lebih mencintai dan menghargai kemerdekaan Indonesia.
"Meski baru jadi petugas di tingkat Kapanewon (Kecamatan. Saya berharap bahwa pengalaman ini dapat menjadi inspirasi bagi diri saya dan teman-teman saya untuk lebih mencintai dan menghargai kemerdekaan Indonesia," kata Zivara yang berdomisili di Sedayu Bantul ini.
Ia berharap tahun depan bisa maju jadi petugas pengebar bendera di jenjang yang lebih tinggi lagi.
Usai upacara para petugas Paskibra Kapanewon Kasihan menunjukan kekompakan dan kepiawaiannya membawakan yel yel Paskibra Kapanewon Kasihan tahun 2025. Dilanjutkan dengan sesi foto bersama.
Termasuk dengan keluraga maupun sejumlah tanu undangan dan tokoh masyarakat serta para pejabat yang hadir dalam kesempatan tersebut. (*)
