MVG Hadirkan Videotron Interaktif di PRJ Surabaya 2025, Bikin Pengalaman Pameran Jadi Lebih Hidup

KETIK, SURABAYA – Di tengah riuhnya ribuan pengunjung yang memadati arena Pekan Raya Jawa Timur (PRJ) Surabaya 2025, salah satu stan yang paling ramai dikunjungi adalah kolaborasi antara Mitra Visual Group (MVG) dan Grab Indonesia.

Perusahaan teknologi event asal Surabaya itu kembali menunjukkan inovasinya dengan menghadirkan teknologi videotron beresolusi tinggi yang membuat tampilan booth terlihat lebih dinamis dan hidup.

Melalui kolaborasi dengan Grab Indonesia, MVG menghadirkan stan bertema interactive experience di booth nomor 38 yang menggabungkan teknologi visual, permainan digital, dan promosi kuliner lokal.

Bukan sekadar pameran, booth ini dirancang sebagai ruang interaksi di mana pengunjung bisa mencoba berbagai permainan seru secara gratis, menikmati visual teknologi yang imersif, hingga berburu promo dan voucher eksklusif Grab

Omen Denny Founder MVG mengungkap dine out selama pameran berlangsung.
Kolaborasi ini menjadi yang pertama di PRJ Surabaya yang mempertemukan perusahaan teknologi event dan superapp digital dalam satu ruang kreatif.

“Kali ini berkomitmen karena kami bergerak di industri event, kami berkomitmen membantu UMKM agar booth terlihat lebih menarik dengan videotron," terangnya saat ditemui pada Jumat 10 Oktober 2025.

Denny mengungkap teknologi videotron yang digunakan MVG di PRJ Surabaya 2025 ini dirancang dengan brightness tinggi dan refresh rate mumpuni, memungkinkan tampilan tetap jelas dan tajam bahkan di area dengan pencahayaan kuat.

"Videotron saat ini pengganti proyektor, pengganti interior dan kalau event dipakai untuk backdrop di berbagai instansi digunakan untuk meeting," paparnya.

Selain itu, sistem kontrol terintegrasi memungkinkan operator mengubah konten secara real-time menyesuaikan momen acara.

Kehadiran teknologi MVG ini sekaligus menjadi bentuk dukungan terhadap penguatan sektor event dan pameran di Jawa Timur.

Sebagai penyedia solusi audiovisual, MVG ingin memperlihatkan bahwa teknologi visual lokal mampu bersaing dengan penyelenggara event di tingkat nasional. (*)