KETIK, PEMALANG – Jumlah siswa pendaftar di SMP Negeri 1 Ampelgading Pemalang pada tahun ajaran 2025/2026 mengalami penurunan signifikan dibanding tahun sebelumnya.
Hingga batas akhir pendaftaran yang ditutup pada Sabtu, 28 Juni 2025, pukul 14.00 WIB, jumlah total pendaftar mencapai 283 siswa. Angka ini masih di bawah kuota maksimal sebanyak 288 siswa untuk 9 rombongan belajar (rombel).
Ketua Panitia Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) SMPN 1 Ampelgading, Triharyono, menjelaskan bahwa 281 siswa mendaftar secara ketentuan. Sedangkan dua siswa mendaftar secara offline atau tambahan waktu. Seluruh pendaftar dinyatakan diterima tanpa ada penolakan.
"Jumlah ini masih kurang lima siswa dari kuota maksimal. Seluruh pendaftar kami terima karena memang sesuai daya tampung," jelas Triharyono di sela-sela kegiatannya, pada Sabtu, 28 Juni 2025.
Sejumlah orang tua bersama anaknya melihat hasil pengumuman penerimaan siswa baru di SMPN 1 Ampelgading, Sabtu, 28 Juni 2025. (Foto: Slamet/Ketik)
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa pendaftaran offline berlangsung selama dua hari, yakni tanggal 26 dan 28 Juni 2025, sesuai dengan petunjuk teknis. Pengumuman hasil seleksi juga disampaikan pada hari terakhir, pukul 15.00 WIB.
Triharyono menyebut, jika dibandingkan tahun lalu, jumlah pendaftar terjadi penurunan cukup tajam. "Tahun lalu jumlah pendaftar hampir mencapai 340 siswa, sementara tahun ini hanya 281. Jadi memang turun cukup banyak," ujarnya.
Ia menduga salah satu penyebab utama penurunan ini kemungkinan meningkatnya minat siswa melanjutkan pendidikan ke pondok pesantren. Selain itu, jumlah lulusan dari SD penyangga di wilayah Ampelgading juga mengalami penurunan.
"Bahkan SMP negeri lain di wilayah sini(Ampelgading), seperti SMPN 2, 3, dan 4, juga mengalami penurunan jumlah pendaftar," ungkapnya.
Meski demikian, pihak sekolah mengaku telah melakukan berbagai upaya sosialisasi, mulai dari penyebaran pamflet, pendekatan ke SD-SD penyangga, komunikasi melalui WhatsApp kepada wali murid, hingga penyampaian informasi saat kelulusan kelas 9.
Menanggapi fenomena ini, Triharyono menilai perlunya pemetaan lebih lanjut terhadap SD penyangga dan distribusi lulusan SD ke jenjang SMP.
Menurutnya, jika jumlah lulusan SD tetap tinggi tetapi pendaftar ke SMP berkurang, maka harus ditelusuri penyebab lainnya, seperti faktor ekonomi, pilihan sekolah berbasis agama, atau perubahan tren di masyarakat.
Sementara itu, salah satu orang tua murid dari Desa Blimbing mengatakan, untuk kelulusan siswa di sekolahan anaknya belajar berjumlah 19 murid.
"Satu kelas di sekolah yang bareng anak saya totalnya 20 siswa karena meninggal 1 jadi tinggal 19 siswa. Semuanya lulus," ungkapnya saat melihat pengumuman daftar siswa yang diterima di SMPN 1 Ampelgading.(*)